Tunggu Teman Ngobrol di Bawah Kanopi

Rabu 27-10-2021,23:20 WIB
Editor : Doan Widhiandono

Jumlah pasien Covid-19 di Jatim turun drastis dua bulan terakhir. Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) sudah tak menerima pasien sejak 30 September. Sementara itu, Asrama Haji Surabaya sudah ancang-ancang nol pasien akhir bulan ini.

KOMANDAN Tim Pancanaka Satpol PP Surabaya Dedik Hasan Sjam mendatangi meja posko utama Asrama Haji sore Selasa (26/10). Seragamnya lengkap. Celana panjangnya dimasukkan ke sepatu boots. Topi baret cokelat mudanya menempel di kepala. 

Seragam itu harus dipakai karena akan ikut rapat dengan jajaran pengelola Asrama Haji. “Pasien nambah enggak ?” tanya Dedik ke anak buahnya.

Hingga pukul 15.00, pasien yang tersisa cuma satu orang. Sudah dua hari ini tidak ada penambahan. “Tinggal satu, Ndan. Itu, orangnya duduk di kanopi,” ujar salah satu petugas sambil menunjuk ke Gedung Zam-Zam yang ada di ujung selatan.

Valens Sigit Hascaryo adalah pasien terakhir sore itu. Seharian ia duduk di bawah kanopi karena tak ada teman bicara di kamarnya. 

Kami diperbolehkan mendekat ke pasien dengan memakai alat pelindung diri (APD). Valens tersenyum ketika kami datang. Akhirnya ada yang mengajaknya bicara. “Ya bosen sih kalau sendirian,” kata pasien yang masuk Asrama Haji sejak 23 Oktober itu.

Valens sudah empat hari di sana. Ia terkonfirmasi positif Covid-19 sepulang dari Pontianak. Indra penciumannya hilang tak lama setelah demam dan batuk-batuk.

Pegawai bagian IT perusahaan farmasi itu langsung ke rumah sakit. Hasil PCR-nya ternyata positif Covid-19. Ia menduga penularan terjadi di pesawat. “Untung saya sudah vaksin dua kali. Kalau tidak, mungkin gejalanya tambah parah,” kata alumnus Teknik Elektro Universitas Katolik Widya Mandala itu.

RS memasukkannya ke asrama haji karena tidak ada gejala berat yang dialami. Saturasi oksigennya juga di atas 97 persen.

Di hari pertama masuk Asrama Haji, masih ada pasien yang tersisa. Ia masih bisa mengobrol dengan mereka di kursi yang ada di bawah kanopi Gedung Zam-Zam. 

Tak lama kemudian terdengar teriakan dari posko. Ada ambulans datang. Petugas yang sedang membersihkan gedung Zam-Zam diminta menyiapkan satu kamar lagi. Akhirnya. Valens tidak sendirian. 

Ambulans melaju dengan kecepatan rendah. Setelah pintu dibuka, ternyata yang turun adalah pasien perempuan. Kata petugas, ia tidak bisa diajak ngobrol . Harus langsung istirahat karena baru melahirkan di RSUD Soewandhie. Valens batal punya teman mengobrol. Masa isolasi di Asrama Haji harus dilalui seperti isolasi mandiri. 

Banyak ibu hamil yang ketahuan positif Covid-19 ketika hendak melahirkan. Sebelum masuk operasi, mereka harus dites PCR. Screening tersebut juga berlaku untuk semua penanganan operasi lain. “Kalau ketahuan positif, ya harus diisolasi dulu,” kata Dedik.

Siswa SD, SMP, dan SMA yang menjalani swab masal juga diisolasi di Asrama Haji. Rata-rata yang datang tidak memiliki gejala atau bergejala sedang.

Kondisi itu berbanding terbalik dengan Juni dan Juli. Asrama Haji menangani 800 pasien bergejala sedang dan berat. Banyak yang tak tertolong karena kondisi mereka sudah terlalu parah ketika datang. “Sampai Gedung Shofa juga penuh. Di sana ada fasilitas oksigen,” lanjut pria yang menjadi koordinator tim patroli air Satpol PP Surabaya itu.

Tags :
Kategori :

Terkait