Dari mana air itu berasal? Bukan dari planet itu sendiri. Melainkan terbentuk di luar angkasa. Ketika jagat raya mulai mendingin. Dan, memunculkan molekul-molekul hidrogen. Dan oksigen.
Kemudian, bereaksi membentuk molekul air. Yang membeku. Dalam bentuk es. Disebabkan suhu luar angkasa memang sedemikian dingin. Mendekati nol mutlak. Lantas, bercampur dengan debu-debu antarbintang. Membentuk bebatuan angkasa, semacam komet.
Komet-komet itu bertebaran di angkasa luar. Di antaranya berada di kawasan luar tata surya kita. Yang dikenal sebagai Kabut Oort.
Komet adalah benda angkasa yang memiliki lintasan orbit beragam. Di antaranya, sangat lonjong memasuki orbit tata surya kita. Maka, tata surya kita tidak jarang diserbu komet-komet itu. Gumpalan debu-debu angkasa yang bercampur dengan es.
Dalam sejarahnya, Bumi di masa muda memperoleh banyak air dari komet-komet itu. Sebab, memang planet Bumi saat awal memiliki suhu yang sangat panas. Tidak ada air yang mampu bertahan dalam keadaan cair. Menguap. Kecuali, ketika makin mendingin.
Di planet Merkurius dan Venus, sebagian besar air yang diperoleh dari bebatuan angkasa itu menguap kembali. Lepas dari permukaan planet tersebut. Suhu planet itu lebih dari 400 derajat Celsius.
Berbeda dengan Bumi. Posisinya yang ideal dari matahari menyebabkan air yang jatuh dari luar angkasa tertahan di Bumi. Pada gilirannya, itu menghasilkan kehidupan.
Itulah yang diinformasikan Allah di dalam ayat berikut ini.
Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran. Lalu, Kami jadikan air itu menetap di bumi. Dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya. (Q.S. Al-Mukminun: 18)
Kata ”menetap di Bumi” menunjukkan bahwa awalnya air itu tidak berasal dari planet Bumi. Disebut Al-Qur’an sebagai berasal dari langit. Bukan dari awan. Melainkan dari luar angkasa. Sebab, saat itu atmosfer Bumi belum terbentuk. Belum ada awan.
Kemudian berangsur-angsur terbentuk. Sehingga memunculkan mekanisme hujan. Air di permukaan bumi menguap, tertahan oleh lapisan-lapisan atmosfer sebagai awan. Kemudian mendingin. Lalu, jatuh kembali ke permukaan Bumi. Begitulah cara Allah menjadikan air menetap di planet ini. Satu-satunya planet yang sampai saat ini terbukti bisa memunculkan kehidupan.
Proses pendinginan planet Bumi terjadi sekitar 1 miliar tahun pertama. Maka, sejak itulah muncul kehidupan di muka Bumi. Fosil tertua yang ditemukan oleh sains berumur sekitar 3,5 miliar tahun yang lalu. Berupa makhluk yang memiliki sel sederhana. Yang disebut sebagai microfossils.
Yang kemudian membentuk mata rantai kehidupan di planet Bumi. Semuanya muncul dari perairan. Seperti digambarkan ayat berikut ini.
Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air. Maka, sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya. Dan sebagian berjalan dengan dua kaki. Sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. (Q.S. An-Nur: 45)
Jadi, sebelum Adam dan seluruh manusia keturunannya diciptakan, Allah sudah menyiapkan segala sesuatunya. Agar planet Bumi ini layak dijadikan sebagai panggung kehidupan. Mulai ketersediaan air sampai makanan-makanan yang tersedia secara berkelanjutan.
Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di Bumi. Dan Kami adakan bagimu di bumi (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur. Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu sekalian (Adam dan keturunannya). Lalu, Kami bentuk tubuh kalian. Kemudian, Kami katakan kepada para malaikat: ”Bersujudlah kamu kepada Adam”, maka mereka pun bersujud, kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud. (Q.S. Al-A’raf: 10-11]