Laboratorium Kedaibilitas membangun Kompetensi Penyandang Disabilitas

Rabu 10-11-2021,08:00 WIB
Editor : Doan Widhiandono

“Saya keluar dan mendirikan yayasan. Salah satu programnya ya Laboratorium Kedaibilitas ini,” ungkap bapak tiga anak itu. 

Nama yayasan itu: Yayasan Pendidikan Rumah Kartika. Cakupannya juga meluas. Tidak hanya menampung para ABK usia pelajar. Tetapi juga ada yang usia 25 tahun ke atas. Andi tidak sendiri. Ia dibantu oleh banyak relawan. Mulai komunitas guru inklusi, instansi pemerintah dan swasta, hingga para akademisi kampus di Surabaya. 

Andi Fuad Rachmadi berfoto di depan rumahnya yang menjadi Laboratorium Kedaibilitas.
(Foto: Rizal Hanafi-Harian Disway)

Selain kewirausahaan, yayasan yang diketuai Andi itu juga punya program lain. Salah satunya, memberi kesempatan para ABK untuk kerja magang di instansi-instansi tertentu. Misalnya, yang pernah dilakukan sebelumnya di Rumah Sakit Islam Jemursari. 

Di rumah sakit itu, para muridnya bekerja di berbagai posisi. Mulai administrator hingga seorang office-boy . Disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.

Program itu disukai instansi-instansi tersebut. Andi banyak menerima lembaran penghargaan atas berlangsungnya program magang itu. Bahkan, ia memigura dan menempelkannya di sepanjang tembok hijau laboratoriumnya.

Beberapa di antaranya dari para tokoh. Misalnya, Muhammad Nuh, Cak Armuji, hingga Arumi Bachsin. Giring, politisi yang mantan vokalis band Nidji, juga ambil bagian.

Andi tidak menaruh harapan yang terlalu khayal ke depan untuk yayasannya. Namun, bukan maksud memutus asa. Ia cuma menyadari bahwa saat ini masih terjerat pandemi Covid-19. Sehingga segalanya harus ditimbang secara matang. “Pokoknya sekarang diparingi sehat saja sudah bersyukur. Yang lain tentu sambil kita pikir nanti,” tandasnya. (Mohamad Nur Khotib)

 

 

Tags :
Kategori :

Terkait