”The Beginning”, Ufa Faizah Tampilkan Still Life Gaya Realis-Impresif

Rabu 10-11-2021,14:37 WIB
Editor : Heti Palestina Yunani

Karya seni lukis alam benda atau still life bisa dilihat lagi lewat karya Ufa Faizah. Terlihat bagaimana perupa menyusun benda-benda alam dan buatan lalu dituangkan menjadi lukisan. Ufa menyuguhkannya semua itu dalam pameran tunggalnya 7-14 November di Art Lab Lounge, Surabaya.

Di galeri yang terletak di Jalan Darmo Kali 14, Surabaya, di pinggir arus deras Sungai Kalimas, Ufa menggelar The Beginning. Tampak dalam ruang pameran berbagai pajangan lukisan dengan ciri khas still life.

Ada empat belas karya di atas kanvas dan dua karya di atas papan kayu terpajang. Di ruangan dengan arsitektur era kolonial, ditambah pajangan lukisan dengan gaya tersebut, imajinasi penikmat melayang. Seolah memasuki Flandria, Belgia, pada abad-19.

Ufa Faizah diapit dua seniman senior yaitu Taufik Kamajaya (kiri) dan Andreanus Gunawan yang men-support pameran lukis perdana yang digelarnya hingga 14 November mendatang. (Ufa Faizah untuk Harian Disway)

Bahkan Osias Beert, legenda still life, serasa masih hidup. Setidaknya itu yang dirasakan dua pengunjung yang juga perupa Surabaya, suami-istri Budi Bi dan Aimee Tri. ”Lukisan-lukisan Ufa ini dibuat saat masa pandemi. Hebatnya, sambil sibuk momong putranya,” ujar Aimee pada suaminya yang ketika itu sibuk memotret tiap lukisan.

Pendapat Aimee itu diamini Ufa. ”Betul apa kata Mbak Aimee. Saya melukis selama 2020. Saat itu pandemi. Ketika saya lebih banyak waktu di rumah bersama anak-anak. Kesempatan itu ternyata sangat berarti untuk saya,” ungkapnya.

Diakuinya, masa pandemi membuatnya suka bereksplorasi dengan segala benda. Mulai pernak-pernik interior penghias rumah, souvenir, sampai mainan anak-anak. Dia lalu mengaturnya di atas meja atau memajangnya dengan rapi. Terpikirlah  untuk melukisnya.

Rasanya itu hampir sama seperti yang dilakukan Osias Beert ketika mengatur hidangan oyster di meja makan, piring berisi buah serta gelas-gelas kaca, lalu menuangkannya menjadi lukisan berjudul Breakfast Still Life.

Dalam pembukaan pameran lukisan “The Beginning”, Ufa Faizah menyerahkan lukisan kepada Verdi Yudha Herdianto, Direktur PT Smart Solusi Indonesia dan PT Urban Wagyu Dharmahusada, sebagai ucapan terima kasih dan simbolis resmi dimulainya pameran. (Ufa Faizah untuk Harian Disway)

Gaya itu bisa ditengok karya Ufa berjudul Golden Teapot. Lukisan itu dihasilkan Ufa dari menyusun poci, jagung, dan benda-benda keramik di sekitarnya sampai tampak hidup dalam kanvas yang dilakukannya dengan teknik realis.

Ufa lalu menempatkan background serta dasaran meja dari benda-benda tersebut dengan citraan impresif. Sementara karya-karya lainnya seperti Glow in Shadow dan Semesta Wayang, Mom’s Favourite cenderung menekankan gaya impresionisme dalam still life.

Boleh dikata ini mirip karya still life milik Paul Cezanne atau Vincent Van Gogh. Namun untuk urusan impresif, inspirasi utama Ufa justru pelukis Richard Schmid. Bisa dipahami. Karya Richard itu sangat mungkin mempengaruhi detail objek-objek lukisan Ufa. Terlihat dari segi pencahayaan meskipun secara keseluruhan tampak impresif.

Dalam urusan pemaknaan, Ufa tak sekadar menonjolkan objek yang cenderung fotografis, atau objek riil dengan sentuhan impresif. ”Saya mengambil dari hal-hal simpel. Bagaimana benda-benda penghias interior diwujudkan dalam sebuah lukisan untuk mengangkat value-nya,” bebernya.

Namun yang pasti untuk The Beginning, teknik melukis yang dia gunakan bisa disebut alla prima. Yakni teknik melukis yang cenderung memanfaatkan momentum. Perupa harus menangkap objek yang nyata. Bukan foto.

Nah semua lukisan Ufa yang ditunjukkan dalam Galeri Art Lab Lounge memang benda-benda riil. Melalui teknik alla prima itulah dia merasa lebih mampu membahasakan gaya melukisnya sebagai impresionisme dengan detail yang baik.

Tags :
Kategori :

Terkait