70 Persen Kecelakaan di Surabaya Libatkan Roda Dua

Senin 15-11-2021,04:00 WIB
Editor : Noor Arief Prasetyo

KECELAKAAN lalu lintas sangat sering terjadi. Bahkan, banyak juga nyawa hilang dalam kejadian tersebut. Kecelakaan maut yang baru saja terjadi dan menghebohkan tanah air adalah kecelakaan tunggal yang mengakibatkan Vanessa Angel dan suaminyi, Bibi, meninggal.

Kepatuhan terhadap aturan berkendara sangat perlu untuk mengurangi jumlah kecelakaan. Termasuk konsentrasi dalam berkendara. Semua itu dilakukan tidak hanya untuk menjaga keselamatan diri sendiri. Tapi, juga sesama pengendara lainnya.

Kalau di Surabaya, masyarakat terbilang sudah patuh berlalu lintas. Hal tersebut berpatokan dari angka kecelakaan yang terjadi di kota tersebut. Menurun dari tahun sebelumnya. Walau tidak terlalu signifikan. (lihat grafis)

grafis: Rozi

Sejak Januari sampai November, data yang dari Satlantas Polrestabes Surabaya, ada 764 kasus kecelakaan. Sebanyak 70 persen dialami roda dua. Sisanya barulah kendaraan roda empat. Namun, angka itu turun dari tahun sebelumnya dalam periode yang sama. Yaitu 874.

Kebanyakan kejadian kecelakaan itu juga terjadi pada sore hingga malam. Sebab, ada beberapa daerah di Surabaya yang minim penerangan. Kalau kecelakaan sore biasanya terjadi karena padat pengendara yang pulang bekerja.

Karena itu, Polrestabes Surabaya selalu merekayasa lalu lintas untuk mengurai kemacetan. Juga, meminimalkan terjadinya kecelakaan lalu lintas.

Namun, berdasar angka kecelakaan tahunan tersebut, Wakil Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasatlantas) Polrestabes Surabaya AKP Randy Asdar mengatakan, 15 persen di antaranya mengakibatkan meninggal dunia.

”Kalau sepintas berdasarkan angkanya memang tinggi. Tapi, dibandingkan dengan jumlah masyarakat Surabaya yang sangat banyak, angka tersebut terbilang kecil,” katanya saat dikonfirmasi melalui telepon Minggu (14/11).

Ada beberapa titik yang sering terjadi laka lantas. Misalnya, Jalan Ahmad Yani, Jalan Osowilangon, dan Jalan Soekarno-Hatta. Satlantas Polrestabes Surabaya dan dishub sudah melakukan pengkajian dan mengevaluasi tempat tersebut.

”Hasilnya kita jadikan analisis untuk kita tindak lanjuti bersama. Sebab, kalau kita bicara tentang lalu lintas, kita tidak bisa berbicara satu aspek saja. Karena di sini banyak pihak yang bertanggung jawab. Mulai polisi lalu lintas, dishub, hingga PU,” jelasnya.

Pengkajian yang mereka lakukan mulai rambu lalu lintas, sarana-prasarana jalan, sampai perilaku berkendara masyarakat. Perilaku yang sering terjadi ialah masih ada masyarakat yang melawan arus.

”Tapi, kami masih menunggu hasil pengkajian dari beberapa instansi terkait. Sebab, kita melakukan pengkajiannya bersama. Dan nantinya, secara bersamaan kita akan mengeluarkan hasil kajian kita masing-masing setiap instansi tadi,” bebernya.

Ia juga minta pengendara untuk lebih mematuhi aturan dalam berlalu lintas. Pasalnya, aturan itu dibuat untuk kepentingan semua pengendara di jalan raya. Bahkan, ia mengimbau dengan keras untuk tidak menggunakan knalpot bersuara keras.

”Kalau kita dapati, akan kami tindak secara keras. Karena dapat mengganggu kenyamanan pengendara dan masyarakat. Salah satu yang membuat kecelakaan juga karena knalpot racing itu,” ungkapnya. (Michael Fredy Yacob)

Tags :
Kategori :

Terkait