Bukan satu melainkan empat. Pasangan yang menikah pada 21 November 2021 di Graha YKP Jl. Medokan Asri Utara I No. 39 Surabaya itu menyiapkan beberapa tema sekaligus untuk pre-wedding.
Tiga yang terbilang lazim antara lain monokrom serba hitam, kasual, dan formal. Sementara ada satu lagi yang dianggap sebagai representasi keduanya. Dipilihlah yang tak biasa yaitu perpaduan adat Jawa dan basket.
Buat Dhea dan Yanuar, sapaan akrab keduanya, mereka sengaja menggabungkan beberapa hal menjadi empat tema tersebut supaya pre-wedding mereka berbeda. Meskipun proses pengambilan gambar terbilang cukup menantang.
”Dari semua tema yang kami usung, Jawa-basket adalah yang paling seru. Karena kami benar-benar menggabungkan dua hal beda konteks itu. Bayangkan, memakai pakaian adat Jawa yang ribet itu lalu bermain basket. Di lapangan basket juga. Seru banget,” kata Dhea.
Untuk mewujudjkannya, mereka memilih lapangan basket Vegas Arena di Sidosermo sebagai lokasi foto. Yanuar bermain basket santai. Memakai beskap tak mengurungkan semangatnya menampilkan gerakan-gerakan.
Seperti lantun bola, tembakan jauh, sampai melompat. Sementara Dhea -perempuan 25 tahun tersebut- berposisi sebagai pengumpan. Memancing pasangan dengan memberikan bola.
Kalau ditarik mundur, tema awal yang dipilih sejatinya bukan itu. Mereka memang ingin menampilkan adat Jawa. Namun, setelah berdiskusi dengan tim Ruang Photoworks, tema basket dileburkan. Bila semula hanya ide, akhirnya berubah jadi kenyataan.
Lucunya, selama take photo mulai pagi sampai siang, mereka dilanda gerah. Berfoto dengan berkeringat. Beruntung tim rias Dinda DAT berjaga selama proses ambil gambar untuk retouch.
”Susah juga bergerak karena saya pakai jarit. Sempat keserimpet juga sebetulnya. Terus sumuk-nya bukan main. Tapi semuanya dapat selesai sesuai dengan harapan,” imbuh putri tunggal dari Ir Bendot Prijo Ludijono dan Ovy Noviardhyani SPsi itu.
Stok foto Jawa-basket itulah yang ditampilkan saat hari H pernikahan di Graha YKP Jl. Medokan Asri Utara I No. 39 Surabaya. Baik akad nikah pukul 07.00 dan resepsi mulai pukul 10.00. Mereka ingin memberikan kesan bagi para tamu.
Sekaligus mencoba memberikan tampilan berbeda dari pakem yang sudah dipercayai orang selama ini. Mereka membuktikan bahwa foto pre-wedding bisa jadi sarana meluapkan ide dan kreativitas.
Tema utama boleh saja pakem. Akan tetapi, sedikit inovasi dapat membuat hasil akhir jadi tampak berbeda. Sekaligus mendukung niatan memperkenalkan diri lebih dalam kepada para tamu undangan.
Dhea dan Yanuar menganggap pre-wedding itu momen penting. Dilakukan hanya sekali seumur hidup. Sakral juga. Di sisi lain, ada keinginan dari mereka berdua untuk tampil beda.