Diskusi Film No Time To Die (2021): No Movie to Die For

Minggu 21-11-2021,04:00 WIB
Editor : Nanang Prianto

Oleh:

Edwin Santioso,

Member Grup Hobby Nonton

 

No Time To Die (NTTD) adalah film ke 27 (atau ke-25 versi EON Productions) dari franchise James Bond. Melanjutkan supremasi karakter ini di jagat sinema, karena belum ada satu karakter film pun yang bisa berkelanjutan selama 59 tahun (dan masih terus berjalan) seperti James Bond.

 

DANIEL CRAIG kembali memerankan James Bond untuk kelima dan kali terakhir. Karena ini peran terakhirnya sebagai Bond, saya ingin membahas sepak terjang tokoh agen rahasia Inggris ini di tangan Craig.

Bagi saya Craig adalah pemeran Bond yang paling lengkap hingga saat ini. Walau banyak yang menyanjung Sean Connery (pemeran Bond pertama) sebagai yang terbaik. Alasan saya simpel. Craig memerankan Bond secara menyeluruh. Di tangan Craig, tokoh Bond menjadi lebih manusiawi. Ia adalah lelaki dewasa tangguh yang terlatih untuk membunuh tanpa ragu. Namun juga menunjukkan sisi kerapuhan dan emosi yang dalam.

Kali pertama memerankan Bond dalam Casino Royale (2006), Craig langsung mendobrak pakem film Bond sebelumnya. James Bond selama ini dikenal sebagai agen rahasia flamboyan, penakluk perempuan, dan selalu mengandalkan berbagai gadget canggih dalam setiap operasinya.

Craig menanggalkan nyaris semua atribut khas Bond tersebut. Dan lebih mengutamakan sisi humanis dalam kekuatan karakternya. Dari sisi aksi, ia banyak melibatkan pertarungan fisik yang nyaris brutal. Aksinya di Casino Royale dipandang mengikuti gaya film Jason Bourne (agen CIA karya Robert Ludlum) dalam The Bourne Identity (2002).

Perjalanan Craig sebagai James Bond berlanjut selama 15 tahun berikutnya. Dari Quantum of Solace, Skyfall, Spectre, dan berakhir di No Time To Die. Semua terangkai oleh satu benang merah. Itu juga baru di franchise Bond. Sebelumnya kisah-kisah petualangan agen MI6 ini nyaris tidak saling berhubungan. Di era Craig, ada satu story arc yang mengikat kelima filmnya.

Di Casino Royale, Bond bertemu dan kehilangan cinta sejatinya, Vesper Lynd (Eva Green). Cinta Bond pada Lynd adalah aspek emosional yang paling digali di rangkaian film Craig. Kematian Lynd dan perasaan dikhianati di akhir film itu menorehkan luka kekal dalam batin Bond. Bahkan setelah ia menemukan tambatan hati baru di Spectre, Dr. Madeleine Swann (Lea Seydoux).

Hubungan Bond dengan timnya juga lebih intens dalam film-film Craig. Ia memiliki kedekatan maternal dengan bosnya M (Judi Dench) dalam tiga film pertamanya. Penggantian M dari Dench ke Gareth Mallory (Ralph Fiennes) tidak mengurangi intensitas itu. Bahkan hubungan Bond dengan Eve Moneypenny (Naomie Harris) dan Q (Ben Whishaw) juga yang paling kuat di era Craig. Sehingga karakter mereka bukan hanya sekedar tempelan belaka.

No Time To Die bagi saya adalah film perpisahan yang nyaris sempurna untuk Daniel Craig dengan karakter James Bond. Sutradara Cary Joji Fukunaga tidak seartistik Sam Mendes atau segarang Martin Campbell dalam menggarap aksi Craig. Namun Fukunaga berhasil meleburkan banyak unsur ikonis yang menjadi tradisi film-film Bond. Tanpa mengurangi sisi emosionalnya.  

Kelemahan No Time To Die ada di tokoh villain Lyutsifer Safin (Rami Malek) yang kurang kuat. Saya sangat setuju dengan pernyataan teman di grup diskusi kami. Bahwa ini adalah film Bond yang paling mellow. Karena saya tidak pernah menyangka bisa nyaris meneteskan air mata saat menonton film Bond, seperti yang saya rasakan saat menonton No Time To Die.

Tags :
Kategori :

Terkait