Kolase Sampah Plastik Kenjeran

Rabu 01-12-2021,12:12 WIB
Editor : Heti Palestina Yunani

Semua proses kreatif Ariel dalam menciptakan karya-karya lukisan ini terdokumentasi secara rinci dan disajikan dalam sebuah video dokumenter. Karena itu, Laut Lestari bukan sekadar pameran lukisan biasa melainkan perpaduan antara ’seni peristiwa’ atau ’seni konseptual’.

Ditemui terpisah, Ariel Ramadhan mengatakan kalau lukisan-lukisan ini merupakan bentuk keresahannya terhadap debit sampah di laut yang kian memprihatinkan. Hal ini membuatnya terpancing untuk melontarkan pesan bahwa kita sebagai manusia harus lebih bijak dalam memperlakukan benda tak terpakai.

Lukisan di atas terpal itu judulnya Berjuang Melawan Sampah Plastik. Di sana terlihat ada sebuah kapal pinisi yang berjuang mengarungi lautan yang di atasnya terdapat sampah-sampah.

”Saya ingin memberi pesan bahwa lautan kita sekarang sudah sangat kotor karena sampah plastik,” cerita putra pertama Eko Sumargo itu.

Proses pendalaman materi dilakukan langsung di Pantai Kenjeran. Ia datang ke sana untuk melihat kondisi tepi laut. Lalu mencoba merekamnya ke dalam sketsa kertas terlebih dahulu. Baru kemudian dituangkan di atas medium terpal bekas.

Setali tiga uang, ia sekaligus mengumpulkan sampah sebagai ornamen pelengkap. Menjadikan karyanya sebuah lukisan bernilai tinggi dan mengandung pesan mendalam.

Lukisan ”Kita Ada di Laut yang Sama” menunjukkan bahwa sampah masker menjadi momok baru bagi ekosistem di alam Indonesia. (Fadhilah Yunviani Hidayat untuk Harian Disway)

Konteks sampah pun dibawanya melalui lukisan satu lagi dengan judul Kita Ada di Laut yang Sama. Terlihat sebuah kapal pinisi sedang berlayar di atas lautan sampah masker. Ini menjadi simbol bahwa sampah perlengkapan perlindungan diri selama masa pandemi juga harus diperhatikan. Limbahnya ternyata dapat merusak ekosistem.

Dalam lukisan, tergambar perahu khas Indonesia tersebut berwarna cokelat terang. Melambangkan masa depan Indonesia yang cerah. Sementara lautannya tampak tidak rata karena Ariel benar-benar menempelkan masker medis di sana. Ia mewarnainya dengan biru tua campur cokelat dan abu-abu. Melambangkan bahwa isu ini masih belum ditangani secara serius padahal dampaknya bisa sangat besar.

”Saya berharap lukisan saya bisa menyadarkan masyarakat tentang bahaya sampah apabila tidak ditangani dengan baik. Termasuk bagaimana limbah medis yang dihasilkan selama masa pandemi,” pungkasnya. (Ajib Syahrian)

Tags :
Kategori :

Terkait