Bulukan tapi Sudah Laku ke Luar Negeri

Kamis 16-12-2021,10:10 WIB
Editor : Doan Widhiandono

Mainan mobil-mobilan identik dengan benda kesukaan anak. Tapi, semuanya akan jadi berbeda ketika para seniman beraksi. Di pergelaran Toystopia, bermacam mainan dibuat dengan teknik tinggi hingga menghasilkan diorama serta benda baru bercita rasa tinggi.

TOYSTOPIA adalah pergelaran pameran seni mengolah sampah menjadi pajangan berbasis mainan. Termasuk memodifikasi miniatur kendaraan menjadi tampak seperti sudah usang. Diadakan di Nol Kecil Creative Gallery, pada 8-12 Desember. Para seniman modifikasi die cast di Surabaya menjadi inisiatornya 

Inilah keunikannya. Kita tidak akan menemukan satu pun benda yang tampak bersih dan mentereng. Semuanya dibikin buluk , berkarat, dan jauh dari kesan mewah. Mungkin kebanyakan menganggapnya kurang menarik. Tapi, para penggemar setia menyebutnya sebagai karya seni.

"Para seniman yang tampil di dini menampilkan teknik weathering, pengolahan sampah jadi mainan, serta modifikasi miniatur kendaraan sesuai cara mereka. Tapi memang bentuknya seperti sudah karatan dan terbengkalai. Inilah tema pergelaran ini," kata Kurniawan Adi sebagai kurator.

Kurniawan, yang akrab disapa Cak Kien, menjelaskan pula pendekatan konsepnya lebih kepada isu lingkungan. Para seniman coba memberi gambaran seperti apa kondisi kendaraan yang dipakai manusia pada 40-50 tahun ke depan. Sebagus apa pun mobil, suatu saat akan jadi bangkai.

Di sisi lain, terdapat nama-nama seperti Muhammad Jacob 'Jocab' Santosa dan Adi 'Atyd' Pradana Angga Nandyta hadir dengan mainan daur ulang. Mereka mengumpulkan benda-benda kecil tak terpakai di sekitarnya untuk membuat sesuatu yang baru.

Isu lingkungan kembali terangkat. Atyd dan Jocab mencoba memberikan gambaran bahwa sampah-sampah di rumah kita mungkin saja sudah tak terpakai. Namun, akan jadi benda bernilai di tangan yang tepat.

"Atyd Pradana bikin dua koleksi. Pertama tentang mainan setelah mengalami teknik weathering, satunya lagi hasil daur ulang. Ia punya ciri khas sebagai modifikator aliran trashbashing dan kitbash ," imbuh Cak Kien.

Istilah trashbashing merujuk pada pembuatan mainan yang sepenuhnya dibuat dari bahan-bahan di sekitar. Ia sama sekali membuatnya dari nol. Bermodal imajinasi serta kreativitas memanfaatkan berbagai hal.

Berbeda dengan kitbash . Dalam teknik ini, Atyd dan seniman lain membuat sesuatu berdasar pada sebuah benda yang dijadikan basis. Mereka lalu bergerak memodifikasi sesuai keinginan. Setelah itu, jadilah sebuah mainan berpenampilan cukup asing dan berbeda dari bentuk aslinya.

"Kedua teknik tersebut dilakukan untuk membuat karya bertema Distopia. Itulah kenapa acara ini dinamakan Toystopia. Jadi, kami membayangkan kondisi bumi setelah terjadi berbagai perkembangan teknologi. Sampah dan bangkai kendaraan bakal banyak," kata Atyd.

Atyd mencoba menghadirkan sebuah mainan hasil olahan kitbash dengan menggunakan teknik weathering . Pria 30 tahun itu menggunakan kikir dan zat kimia untuk memberi efek karat pada objek. Dilengkapi pula dengan proses penurunan kualitas warna cat sehingga tampak usang. Benda-benda itu kemudian ditempatkan di dalam sebuah diorama kecil yang dilengkapi ornamen pendukung. Dengan begitu, tema yang diusung dapat semakin terlihat.

Berbeda dengan Jocab. Ia menampilkan benda-benda seni berbasis sepatu sneaker. Bentuknya seperti sebuah robot di film Wall-E. Penuh dengan karat, tumpahan cat abstrak, serta tak bisa dipakai. Di dalam sepatu ditempatkan robot mainan.

"Saya juga patut menyebutkan seniman lainnya yang berkontribusi di Toystopia. Seperti Anandia Marsetyo, Ivan Davy, dan Agung Hartanto. Serta Bapak Eka dan Zy sebagai seniman yang lebih memilih menyembunyikan identitas asli. Karya-karya mereka punya keunikan dan tampilan sendiri-sendiri. Tapi tetap ada di dalam tema Distopia," imbuh Cak Kien.

Koleksi yang dipamerkan dalam Toystopia.
(Foto: Rizal Hanafi-Harian Disway)

Cak Kien menyebutkan Agung Hartanto sebagai seniman spesialis modifikasi truk. Dalam Toystopia, ia menghadirkan diorama lahan di kampung yang dijadikan tempat parkir truk dan pikap. Di pojoknya terdapat warung kelontong. Sekelilingnya dihias tanaman liar dan spare part kendaraan terbengkalai.

Di antara semuanya, ada sebuah mobil VW yang dimodifikasi menjadi sebuah truk penjaja makanan. Ia lalu menghias bagian dalamnya layaknya toko kelontong. Semua dibikin semirip mungkin seperti aslinya. Padahal ukuran mobilnya seperti rata-rata miniatur yang biasa kita temui di supermarket. Berukuran 1:64.

Tags :
Kategori :

Terkait