Data sampel diterima Kemenkes 10 Desember 2021. Kemudian, pihak Kemenkes menyatakan bahwa ada tiga pekerja pembersih yang memiliki hasil PCR positif. Tapi, hanya seorang yang terkonfirmasi positif Omicron.
Ketiga pasien tersebut tidak bergejala. Alias orang tanpa gejala (OTG). Tidak demam maupun batuk-batuk. Kini tiga pekerja tersebut sudah dites PCR untuk kali kedua dan hasilnya dinyatakan negatif.
Omicron ditakuti karena diisukan bahwa persebarannya sangat cepat.
Menkes Budi menyebutkan, di Inggris yang semula dikonfirmasi hanya 10 kasus per hari naik menjadi 100 kasus per hari. "Sekarang menjadi 70 ribu kasus per hari," kata Menkes.
Namun, pakar kesehatan dari badan kesehatan dunia WHO mengatakan sebaliknya. Bahwa belum ada riset yang membuktikan Omicron cepat menyebar.
Dikutip dari laman WHO, 28 November 2021, disebutkan, Omicron varian yang kini jadi perhatian khusus technical advisory group on virus evolution (TAG-VE).
Hasil sementara pengamatan TAG-VE, demikian:
Para peneliti di Afrika Selatan dan di seluruh dunia sedang meneliti Omicron dan akan terus membagikan temuan penelitian itu saat tersedia.
Tentang penularan: Belum jelas apakah Omicron lebih mudah menular (misalnya, lebih mudah menyebar dari orang ke orang) dibandingkan varian lain, termasuk Delta.
Memang, jumlah pasien Omicron terus meningkat di Afrika Selatan. Tapi, studi epidemiologi sedang dilakukan untuk memahami, apakah itu karena Omicron atau faktor lainnya.
Peningkatan jumlah pasien Omicron rawat inap di Afrika Selatan diduga disebabkan peningkatan jumlah keseluruhan orang yang terinfeksi korona. Bukan spesifik akibat Omicron.
Juga, belum jelas tentang keganasan Omicron. Misalnya, apakah lebih mematikan jika dibandingkan dengan varian Delta? Belum diketahui. Bahwa Omicron bisa menyebabkan kematian pasien, ya... sama dengan pasien korona lainnya.
Juga, belum ada riset yang menunjukkan bahwa gejala yang terkait dengan Omicron berbeda dari varian lainnya.
Semua varian Covid-19, termasuk varian Delta yang dominan di seluruh dunia, dapat menyebabkan penyakit parah atau kematian, khususnya bagi orang-orang yang paling rentan, dan dengan demikian pencegahan selalu menjadi kunci.
Dari data WHO itu, jelas bahwa belum ada bukti riset bahwa Omicron lebih cepat menular daripada varian lain dari Covid-19. Tapi, warga sudah bingung.
Tapi, jika kita menganggap remeh, atau tidak mewaspadai ini, juga bisa membahayakan seluruh masyarakat Indonesia. (*)