Teori Bunuh Pasangan Intim

Selasa 21-12-2021,04:00 WIB
Editor : Yusuf M. Ridho

Kapolres Malang AKBP Hendri Umar kepada wartawan Jumat (4/6) mengatakan: "Pelaku kami tangkap belum sampai 24 jam."

Terbaru, HH membunuh mantan istri NZ, Kamis, 18 November 2021. Gegara, HH baru saja menjual rumah mereka, laku Rp 150 juta.

NZ datang, minta bagian Rp 50 juta. Ditolak HH. Cekcok hebat. HH membenturkan kepala NZ ke tembok. Sampai mati. Mayat NZ dikubur di kamar mandi rumah.

Senin (6/12) kuburan NZ dibongkar HH. Sebab, ia merasa takut, ada kuburan di situ. Jenazah yang membusuk dibungkus jas hujan. Disimpan di kolong tempat tidur.

Sabtu (11/12) HH mengambil lagi jenazah yang membusuk itu. Dibuang ke daerah Peukan Bada, Banda Aceh. Mayat ditemukan warga pada Selasa (14/12). Esoknya HH ditangkap polisi.

Dari sisi problem, sangat sederhana. Bahkan, Erik cuma namanya saja yang keren. Karakternya sepele sekali.

Mengapa polisi begitu cepat mengungkap pembunuhan suami istri?

Dikutip dari laman The Department of Criminal Justice, New York, Amerika Serikat, Prof Joseph Giacalone, kriminolog di Departemen Hukum & Ilmu Kepolisian di John Jay College of Criminal Justice, mengatakan:

”Kebanyakan, wanita menjadi korban pembunuhan oleh seseorang yang mereka kenal dekat. Mayoritas suami atau mantan suami, pacar atau mantan."

Lebih detail diungkap Prof Park Elliot Dietz, 73, psikiater forensik paling terkenal di AS. Ia sering jadi saksi ahli dalam persidangan pembunuhan di sana.

Dietz terkenal pada 1982. Ia selama lima hari sebagai saksi ahli dalam persidangan John Hinckley Jr. yang melakukan percobaan pembunuhan terhadap Presiden AS Ronald Reagan, 30 Maret 1981.

Dietz merumuskan empat motif umum di balik pembunuhan pasangan intim. Berlaku untuk suami istri, mantan suami istri, atau pacar dan mantan pacar.

1) Kemarahan. Peristiwa pembunuhan dimulai dengan kemarahan. Baik kemarahan pelaku maupun korban. Kemudian, terjadi perkelahian. Pembunuhan.

Yang menarik, pelaku dipastikan punya riwayat kekerasan terhadap korban, di masa sebelum terjadi pembunuhan. "Beberapa dari pelaku adalah psikopat yang lengkap,” kata Dietz.

2) Takut Kehilangan. Pelaku terlalu takut kehilangan korban yang selama ini jadi pasangannya.

Ini biasanya terjadi setelah korban (perempuan) mengancam bercerai atau berusaha pergi. Itu sangat berbahaya bagi perempuan yang punya pasangan mengendalikan atau berperilaku kasar. Disebut tipe borderline.

Tags :
Kategori :

Terkait