Menperin Usulkan Mobil di Bawah Rp 250 Juta Bukan Barang Mewah

Jumat 14-01-2022,06:54 WIB
Editor : Redaksi DBL Indonesia

INDUSTRI otomotif sedang menggeliat gara-gara kebijakan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP). Potongan pajak itu membuat harga mobil semakin terjangkau.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pernah mengusulkan agar PPNBM DTP berlaku permanen. Namun usulannya kini berubah. ”Terus terang kami sedang usulkan konsep mobil rakyat ke kabinet,” kata Agus saat ditemui di Hotel J.W. Marriott Surabaya kemarin (13/1).

Mobil rakyat punya nilai jual di bawah Rp 250 juta. Jika lebih dari itu, maka pemerintah tetap mengategorikan sebagai barang mewah. Kapasitas mesin juga tidak lebih dari 1.500 cc.

Selain itu produsen mobil rakyat harus memenuhi persyaratan local purchase sebesar 80 persen. Artinya komponen pembuatan mobilnya mayoritas berasal dari dalam negeri. Syarat itu sudah berlaku pada penerapan PPnBM DPT tahun lalu.

Pemerintah tentu kehilangan potensi pajak. Namun ada keuntungan lain jika ketentuan local purchase benar-benar dipenuhi. Industri suku cadang, besi, baja, aluminium, hingga komponen dalam negeri bisa terangkat.

Jika kabinet menyetujui, istilah PPnBM untuk mobil kelas terjangkau itu bakal hilang. Konsepnya sama seperti PPnBM DTP permanen, tapi beda istilah. Pembeli bisa menghemat hingga 10 persen karena tidak kena pajak. Potongannya bisa mencapai 25 juta.

Stimulus itu terbukti berhasil sepanjang 2021.Banyak Agen Pemegang Merek (APM) yang merasakan dampak besar kebijakan itu. Penjualan kendaraan bermotor roda empat selama Januari-September 2021 mencapai 600.344. Tumbuh 47,4 persen ketimbang tahun lalu di periode yang sama.

Saat ini mobil yang masuk kategori PPnBM meliputi Daihatsu Rocky, Daihatsu All New Xenia, Toyota All New Veloz, Toyota New Yaris, Toyota New Fortuner, Honda Brio Satya, Honda City Hatchback, hingga Honda CR-V.

”Kita sudah pelajari. Mobil di bawah Rp 250 juta itu populasinya 62 persen. Jadi sangat banyak,” ucapnya. Selain mendorong industri otomotif, diharapkan masyarakat bisa terbantu dengan program itu.

Salah satu perusahaan yang merasakan efek positif insentif pajak itu adalah Daihatsu. Penjualan mereka selama 2021 meningkat 82 persen dibanding tahun sebelumnya.

Marketing and Customers Relations Division Head PT Astra International Daihatsu Sales Operation (AI-DSO) berharap keringanan pajak itu terus berlanjut. Insentif sangat menolong sektor otomotif yang anjlok di awal pandemi. ”Awal 2021 kami memprediksi naiknya mungkin cuma sedikit,” kata Hendrayadi dalam konferensi pers virtual kemarin.

Penjualan bahkan sempat mengalami penurunan pada Januari dan Februari 2021. Mereka cuma mampu menjual 54 ribu dan 47 ribu unit mobil. Di bulan yang sama 2020, penjualan mencapai 83 ribu dan 78 ribu unit mobil.

Kenaikan mulai terasa saat PPnBM DTP berlaku Maret. Kurva penjualan langsung meroket. Angka penjualannya bisa naik hingga 78 ribu unit bulan itu. Penjualan bulan April juga naik hingga 80 ribu unit.

Kurva penjualan mulai melandai saat varian delta menyerang Mei, Juni, dan Juli. Meski melandai, angkanya tetap lebih tinggi dari capaian 2020.Puncaknya terjadi pada Desember 2021. “Akhirnya kami naik sampai 101 ribu unit,” lanjutnya.

Selain faktor penghapusan pajak, penjualan juga mulai membaik karena pandemi terkontrol. Gelaran GIIAS 2021 di Jakarta dan Surabaya juga berhasil menarik minat konsumen.

Tags :
Kategori :

Terkait