Aplikasi re-face menggunakan teknologi artificial intelligence (AI). Rekayasa video (palsu) disebut juga deepfake.
Dikutip dari AsiaQuest, 12 Oktober 2020, sampai dengan saat ini, ada lima jenis aplikasi re-face.
1) Zao. Produk Tiongkok. Kini sedang tren digunakan di Tiongkok. Sama dengan Reface App, Zao bisa menghasilkan deepfake video hanya dalam hitungan detik. Zao menyediakan ratusan video di Library seperti scenes dari film series yang hit di Tiongkok.
2) Deepfakes Web β. Berbasis web. Artinya, lebih gampang bila menggunakan layanan itu di browser. Prosesnya cukup lama. Mesin Web Beta akan menganalisis foto wajah yang akan disuntikkan ke video, selama sekitar empat jam. Setelah itu, masih butuh 30 menit lagi, proses menukar wajah.
3) AvengeThem. Mirip Web Beta, ini juga berbasis website. Biasa digunakan untuk men-swap wajah dengan karakter di Avenger Marvel. Hasilnya sangat ”halus”. Nyaris kelihatan otentik.
4) Doublicat. Berbasis teknologi gabungan. AI dengan GAN (generative adversarial network) di belakang layar. Prosesnya tidak sampai semenit.
5) Machine Tube. Ini tidak menggunakan cloud computing, seperti Web β. Tetapi, mengandalkan kapasitas komputer pengguna. Misalnya, GPU berkapasitas tinggi, powerful. Minimal VRAM 2 GB. Butuh waktu, minimal tiga jam proses.
Kasus beginian sering muncul. Lalu, menghebohkan. Minat publik sangat tinggi terhadap berita model begini. Media massa dan medsos tinggal ”menggoreng”-nya. Jadi kian heboh. Renyah bagai gorengan kripik.
Sementara itu, respons polisi terhadap kasus tersebut terhitung lamban. Yang semestinya bisa dipercepat, dengan analisis teknologi modern.
Akibatnya, banyak orang iseng, terus-menerus, memunculkan video porno mirip artis itu. Ketika heboh, orang pasti nonton videonya. (*)