Pelajaran Kakek Tewas Dimassa di Pulau Kambing

Senin 07-02-2022,04:00 WIB
Editor : Yusuf M. Ridho

Beda kesaksian Kirun, waktu itu katanya, ada dua polisi berseragam, dengan kendaraan patroli, ada di lokasi, saat pengeroyokan.

Kirun: "Pak polisi, dua orang yang turun ke situ, enggak kuat nahan emosi massa. Karena sebegitu banyaknya massa. Makanya, saya enggak berani melerai. Walaupun massa enggak ada yang bawa senjata tajam. Tapi, balok dan batu."

Kirun melihat pengeroyokan sampai selesai. Sampai korban ditinggalkan massa. Lantas, Kirun mendekati korban.

Kirun: "Ternyata korban sudah tua sekali. Giginya ompong, entah karena dipukul atau sejak semula begitu. Tapi, kelihatan ompong."

Dilanjut: "Saya lihat, di dalam mobil ada gendongan bayi. Juga, tongkat buat jalan. Saya pikir, enggak mungkin kakek ini maling. Tapi, mereka menghajar begitu semangat."

Menurutnya, setelah korban terkapar di aspal, para pelaku kabur. Ada satu pelaku, dengan tenang masuk ke pabrik tempat Kirun bekerja.

Kirun: "Salah satunya minta air bersih buat cuci kaki. Mungkin kakinya kena kaca mobil. Dia pakai baju warna putih, yang naik ke atas kap mobil."

Esoknya, polisi mengejar para pelaku. Berdasar rekaman CCTV di tempat kejadian. Juga, nomor motor yang terekam di kamera yang beredar di medsos.

Polisi menangkap lima tersangka. Inisial TB (21), JI (23), RYN (23), MA (23), dan MJ (18).

Kombes Zulpan menjelaskan, TB berperan menendang mobil dan tubuh korban dengan kaki kanan. "Ke arah pinggang dan perut korban," tutur Zulpan.

JI provokator karena motornya diserempet korban. JI juga menendang mobil dan tubuh korban.

RYN menendang mobil dengan kaki kanan, menarik paksa korban hingga keluar mobil, jatuh ke aspal. Tersangka juga memukul kepala korban.

MA menginjak kaca mobil hingga pecah. MJ menendang mobil serta korban. ”Penyidikan berproses, jumlah tersangka bisa bertambah,” katanya.

Para tersangka dijerat dengan Pasal 170 KUHP ayat 1 dan 2 juncto Pasal 55 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

Keluarga korban, melalui pengacara Freddy, mencurigai, itu pembunuhan. Sebab, beberapa hari sebelumnya, Wiyanto berpesan kepada salah satu anaknya bernama Bryana agar sementara jangan datang ke rumah Wiyanto. Sebab, ada orang yang selalu mengikutinya.

Freddy: "Anak korban mengatakan, pernah melihat papanya bicara di telepon dengan seseorang, mengatakan: "Ngapain kamu selalu ngikutin saya?”

Tags :
Kategori :

Terkait