Melihat dari Perspektif Lain

Selasa 18-01-2022,13:21 WIB
Editor : Heti Palestina Yunani

Seniman muda kian banyak terlahir. Karya unik, berkualitas, dan memesona. Tapi, ruang untuk memamerkannya perlu diwadahi lebih banyak. Itulah alasan Jogja Affordable Art (JAA) hadir.

Seratus seniman muda dipersilakan unjuk gigi. Mereka memamerkan karya-karya terbaik dalam dalam Jogja Affordable Art (JAA) di Jogja Gallery pada 6-20 Februari 2022.

Ada yang berupa karya seni terapan, ada pula seni-seni yang dipadu dengan racikan teknologi digital, termasuk karya-karya yang dikemas dalam bentuk non fungible token (NFT).

Semua karya-karya terbaik itu, hasil seleksi dari seribu orang peserta undangan dan open call. Akan tetapi, yang bisa tampil hanya 100 karya terbaik, pemilihan kreasi-kreasi itu dilakukan melalui foto. ”Pameran ini juga melibatkan 10 seniman yang menjadi kreator di NFT,” kata Jefri Caniago, panitia

Setelah diseleksi, ada dua seniman memamerkan karya seni yang tampak bergerak, apabila diamati menggunakan filter dari media sosial Instagram. Dua karya yang dipadu dengan teknologi digital itu milik Rahayu Retnaningrum dan Rizal Hasan.

”Dreamy” karya Rahayu Retnaningrum dengan media krilik di kanvas ukuran 70x90 cm.

Karya milik Rahayu berjudul Dreamy itu berupa lukisan dengan warna dominan biru serta merah, dengan komposisi gambar bathup, kucing, burung, kaktus, gunung, tembok, ranting pohon yang kering, dedaunan, dan lain-lain. Lukisan ini dapat bergerak dan dibawa di atas telapak tangan secara virtual.

Sedangkan milik Rizal berjudul Trust Your Gut, semacam gambar yang dominan warna cokelat muda. Didominasi bentuk hati berwarna pink di bagian tengah kanvas, tampak mempunyai mata, kaki, dan tangan. Sosok itu seakan membawa tongkat golf.

Rizal Hasan dengan karya berjudul ”Trust Your Gut” yang menonjolkan bentuk cinta berwarna pink di tengah-tengah.

Lalu, di sekeliling bentuk hati yang tampak memiliki organ tubuh itu dipenuhi dengan pernak-pernik gambar benda berukuran kecil.

Dari sekian karya seni yang dipamerkan, ada salah satu karya yang cukup menarik perhatian. Karya Begok.oner itu berjudul 7°50'30.4" S 110°21'44.2" E. Idenya unik dengan menampilkan bagian depan bangunan, seakan ada di sudut tikungan.

Tampak pintu berwarna abu-abu, namun sisi bagian kirinya dipenuhi warna hitam lekat. Pintu itu terpasang di tembok berwarna lapis, bagian atas putih dan bagian bawah hitam.

Semua komposisi bangunan itu dihiasi dengan lumut-lumut hijau yang tumbuh alami di bagian atas pintu dan sisi-sisi tembok yang lain. Serta pintu itu tampak dipenuhi coretan-coretan pylog berwarna hitam, putih, biru, dan kuning, yang membentuk ragam tulisan serta gambar-gambar abstrak khas garapan vandalis.

Karya A. Baharudin berjudul ”Blue Harmony”, akrilik di kanvas ukuran 90x110 cm.

Dengan merespons ruang publik yang divandal, dipadu dengan teknik realis, karya Begok berhasil menangkap ruang secara realistis. ”Hal yang bisa ditangkap dari karya ini adalah menemukan keindahan dari hal-hal yang tidak disengaja. Mengajarkan kita untuk melihat sesuatu dari perspektif lain,” jelas lelaki kelahiran 22 September itu.

Tags :
Kategori :

Terkait