Romantisnya Sarang Kreatif Kreator Bridgerton

Kamis 17-03-2022,04:00 WIB
Editor : Nanang Prianto

Shonda Rhimes merupakan salah seorang penulis paling sukses di Hollywood. Karya dia yang superlaris, antara lain, Grey’s Anatomy, Scandal, dan How to Get Away With Murder. Plus, yang terbaru, Bridgerton dan Inventing Anna. Sebagai sineas sibuk sekaligus ibu tunggal dari tiga anak, bagi dia rumah harus praktis. Sekaligus sangat nyaman. 

 

KARENA itulah Rhimes memilih tinggal di apartemen. Di kawasan sibuk—namun mewah—Upper East Side, Manhattan, New York. Bukan di mansion besar di salah satu bukit pinggiran Los Angeles. Semata agar ke mana-mana mudah dan cepat.

Namun, bagi dia, rumah juga harus menjadi sanctuary. Tempat perlindungan yang nyaman. Untuk melepas penat dari kesibukan dan hiruk pikuk di studio maupun lokasi syuting. Juga harus menjadi sumber inspirasi yang melimpah. Untuk menjaga pikiran dia tetap kreatif. Untuk menulis berbagai skenario calon serial laris.

’’Tempat ini hampir seluruhnya soal pekerjaanku,’’ ungkap Rhimes, dalam wawancara dengan Architectural Digest. ’’Tapi kemudian aku berpikir. Kalau aku enggak punya anak, enggak punya tanggung jawab, rumah seperti apa yang akan kuciptakan?’’ Rhimes bertanya.

’’Jadi, tentunya aku mengintegrasikan apa saja yang diperlukan anak-anakku. Seorang ibu tidak boleh egois. Tapi aktivitas menata rumah ini jadi menarik sekali,’’ lanjut pemilik rumah produksi Shondaland tersebut. 

Rhimes menggandeng desainer Michael S. Smith untuk menyusun konsep apartemen tersebut. Dari selera Rhimes, kita jadi tahu kenapa desain produksi Bridgerton indah sekali. Penulis sekaligus produser berusia 52 tahun itu memang menggemari keindahan klasik dengan sentuhan romantis. Yang penuh warna. Dan mewah.

Smith menggabungkan konsep apartemen East Side yang romantis, nuansa penulis klasik masa lalu, hingga sedikit unsur sejarah. Hasilnya adalah hunian yang kaya detail, mengusung vibe tradisional, namun penuh ledakan energi.

Ambil contoh, ruang tamu Rhimes yang mungil tapi indah sekali. ’’Kami melapisi dindingnya dengan wallpaper bergaya Tionghoa untuk menciptakan kebun di dalam rumah,’’ jelas Smith.

RUANG TAMU apartemen Shonda Rhimes yang romantis dan klasik di pusat kota Manhattan.

Menurut Rhimes, pola kertas dinding tersebut memungkinkan dia bereksperimen dengan apa saja. Termasuk menyematkan tirai kuning yang kontras dengan warna dasar wallpaper. Serta membubuhkan perabot beragam gaya. ’’Pilihan furniturnya bisa eklektik sekali. Aku memadukan gaya kontemporer dengan beberapa item perabot antik. Tapi serasi,’’ papar Rhimes.

Ya, seperti yang kita bisa lihat di halaman ini, Rhimes memadukan sofa bergaya minimalis warna abu-abu terang dengan kursi-kursi berlengan gaya lama. Ada cermin dengan bingkai berukir warna emas, serta meja kopi berpotongan art deco. Benar-benar aneka gaya. Tapi—seperti kata Rhimes—menyatu dengan cantik.

Apartemen itu dipenuhi spot di mana Rhimes bisa bekerja—baik menulis atau melamun. Merangkai aneka cerita di benaknya. Di ruang tamu saja, misalnya, Smith membuat sebuah sudut mungil yang cantik. Yang hanya terdiri dari sofa tunggal dan meja. Di dekat jendela. Untuk Rhimes duduk diam sambil membaca. Atau ngopi. Atau sekadar menikmati pemandangan luar.

’’Ada meja dua arah tempat aku bisa bekerja. Atau melihat keluar jendela. Aku biasanya memandangi rooftop atau balkon rumah orang. Bertanya-tanya apa yang sedang terjadi,’’ tutur Rhimes. ’’Itu sangat membantu kalau kamu sedang mencoba membayangkan cerita di kepalamu. Aku hidup dengan karakter-karakter yang kutulis,’’ dia mengaku.

MEJA DUA ARAH di dekat jendela tempat Shonda Rhimes menulis skenario atau mengamati rumah tetangga. 

Apartemen itu dipenuhi oleh buku-buku dan lukisan karya seniman kulit hitam. Termasuk Hughie Lee-Smith and Walter Henry Williams Jr. Tapi, kita tidak bisa mengabaikan fakta bahwa ada sentuhan London era Regency. Seperti di Bridgerton. Rhimes mengaku, sebelum menulis cerita, dia selalu mencari sumber dari apartemen dia sendiri. Di dalam buku-buku itu.

Tags :
Kategori :

Terkait