Bunuh Tiga Anak, Motif Altruistik

Selasa 22-03-2022,04:00 WIB
Editor : Yusuf M. Ridho

Dr Phillip J. Resnick dalam makalah ilmiahnya bertajuk Murder of the Newborn: A Psychiatric Review of Neonaticide (Journal of Psychiatry, 1970) menyebutkan, ibu membunuh anak banyak terjadi di seluruh dunia.

Resnick adalah psikiater di Pusat Medis Rumah Sakit Universitas Cleveland, Ohio, Amerika Serikat. Tugasnya sehari-hari menangani ibu-ibu gendeng pembunuh anak-anak mereka.

Resnick menyimpukan, lima motif utama ibu menyiksa atau membunuh anak kandung:

1) Bunuh altruistik. Ibu membunuh anaknyi karena cinta. Dia sangat percaya, kematian demi kepentingan terbaik sang anak. Altruistik adalah lawan kata egoistik.

Dalam pandangan ibu jenis tersebut, hidup itu sangat berat. Sangat menyiksa. Seperti yang sudah dia jalani. Maka, supaya anak-anak tidak mengalami hidup berat menyiksa, lebih baik mati. Dibunuh.

2) Bunuh psikotik. Ibu pengidap gangguan jiwa psikosis. Kondisi jiwa ditandai gangguan hubungan dengan realitas. Tidak realistis. Psikosis gangguan mental serius. Muncul halusinasi atau delusi. Ada suara perintah bunuh.

Faktor risiko: Mereka punya pola tidur yang buruk. Penggemar alkohol atau narkoba. Atau, trauma akibat kehilangan seseorang yang dicintai seperti orang tua atau pasangan.

3) Aniaya anak nakal. Ini paling banyak terjadi. Ibu tidak tahan mengasuh anak yang terlalu bandel. Maksudnya mendidik dengan tegas. Tapi, ketegasan jadi aniaya. Biasanya anak tidak sampai mati. Walaupun ada juga yang kelewat batas, dan mati.

4) Bunuh anak yang tidak diinginkan. Kelahiran anak itu saja sudah tidak dikehendaki. Tapi lahir juga. Maka, ibu sangat sensitif. Ada sedikit pemicu, dia bisa membunuh si anak.

5) Bunuh balas dendam kepada pasangan. Golongan itu tidak banyak, tapi ada. Sang ibu sebenarnya dendam kepada suami atau pasangan, ayah anak tersebut, melampiaskan dendam ke anak. Seolah membalas ke suami atau pasangan.

Kanti menggorok anak-anaknyi masuk golongan nomor satu. Bunuh altruistik.

Resnick menyatakan, golongan nomor 1 adalah perempuan yang sulit ekonomi. Miskin. Suami atau pasangan tidak memberikan nafkah yang cukup. Hidup jadi serba kekurangan. Serbasulit.

Menjalani itu, ibu merasa hidup sangat berat. Selama ini dia sudah berupaya keras agar anak-anak bisa makan cukup. Ia membayangkan, masak hidup harus menderita begini. Maka, lebih baik anak-anak mati. Dia bunuh.

Saat ditangkap polisi, Kanti berhijab hitam. Begitu juga di dalam sel tahanan.  Menurut Hamidah, sehari-hari Kanti jika keluar rumah selalu berjilbab. Juga rajin salat.

Semestinya, dia paham ayat suci berikut ini:

”Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka, dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.” (Q.S. Al-Isra: 31).

Tags :
Kategori :

Terkait