Surabaya North Quay (SNQ) masuk nominasi Surabaya Tourism Awards 2022. Bahkan keluar sebagai juara. Menjadi tempat wisata terbaik versi Founder Harian Disway Dahlan Iskan. Salah satunya, karena memiliki kafe Teras Tepi Laut.
WAJAH Pelabuhan Tanjung Perak jauh berubah pada 2014. Tepat saat Terminal Kapal Gapura Surya Nusantara yang gagah dan modern itu mulai diresmikan. Kini para penumpang kapal pun merasakan kenyamanan atas perubahan tersebut. sore, 10 Juni 2022, sejumlah penumpang terlihat duduk-duduk di dekat eskalator. Bahkan beberapa di antaranya tidur nyenyak di lantai. “Mereka sedang menunggu kapal. Biasanya sampai ketiduran begitu,” ujar Project Officer SNQ Raga Haryna Juwa. Lalu, Raga mengajak Harian Disway naik ke lantai dua. Tentu dengan eskalator. Sambil melihat-lihat para penumpang yang sedang menunggu di lantai satu. Ruangan di lantai dua terasa lebih melompong ketimbang lantai satu. Di tengah ruangan, ada dua petugas. Mereka berjaga di meja yang dijadikan loket. Ternyata harus membeli tiket untuk naik ke lantai tiga. Ada dua jenis tiket: Rp 10 ribu dan Rp 50 ribu. Tentu itu membedakan fasilitas yang bakal didapat. Tiket yang termahal jelas lebih eksklusif. Begitu tiba di ujung eskalator lantai tiga, kami harus melewati satu labirin dengan dua bilik. Ada banner besar bertulisan Museum KT Jayanegara . Museum itu memamerkan miniatur kapal tunda (KT) atau tugboat Jayanegara beberapa seri. Mulai KT Jayanegara 302, 207, 307, 203, dan 310. Setiap miniatur dibungkus lemari kaca. Pengunjung hanya bisa melihat dari luar. Tanpa bisa menyentuh kapalnya. Kapal tunda itu memang cukup legendaris. Mereka punya tugas penting di pelabuhan. Difungsikan untuk membantu manuver/pergerakan. Utamanya, menarik atau mendorong kapal lainnya dari/ke lautan lepas. Kapasitas maksimalnya hanya 10 penumpang. Ditambah 4 kru utama untuk mengoperasikan kapal. Beratnya bervariasi antara 30-40 ton. “Yang dimuseumkan ini miniatur dari tugboat yang pernah ada di sini,” lanjut Raga. Sayang, museum itu jarang memikat para pengunjung. Mereka hanya melewati tanpa sedikit pun melirik. Lebih banyak yang langsung masuk ke lantai tiga. Ada puluhan tenant makanan dan minuman di dalamnya. Di sanalah pengunjung dibedakan berdasar tiket yang mereka beli. Yang pegang tiket seharga Rp 50.00 mendapat paket makanan dan minuman. Serta tempatnya spesial. Mereka berhak menempati teras di luar foodcourt itu. Lebar teras itu sekitar kurang dari tiga meter. Tapi, memanjang sekitar 30 meter. Itulah yang dinamakan Teras Tepi Laut. Hanya sedikit pengunjung yang memilih bersantai di sana. Salah satunya, pasangan paro baya Muchamad Yasin dan Siti Komariyah. Warga Dupak itu sedang menanti kapal Sinabung. Mereka akan berlayar ke Makassar. “Baru kali ini nyoba di sini. Enak bisa ngemil sambil rileks kena angin laut,” ujar Yasin. Meski mereka sudah tahu informasi Teras Tepi Laut itu, tetapi, itu kali pertama mereka menjajal. Pengunjung Surabaya North Quay melihat aktivitas pelabuhan.-Boy Slamet-Harian Disway- Teras Tepi Laut memang baru saja didirikan pada 2021 lalu. Tepat saat kasus Covid-19 sedang naik. Saat SNQ juga sering tutup karena kebijakan pemerintah membatasi kegiatan masyarakat. Operasional boleh berhenti. Namun, ide harus tetap jalan. Akhirnya, ada evaluasi dan lahirlah inovasi. “Kami bikin program renovasi. Jadi ada suasana baru saat berkunjung ke sini,” kata Raga. Inovasi itu juga disesuaikan dengan situasi. Orang-orang tidak boleh berkerumun. Maka Teras Tepi Laut dibangun dengan konsep outdoor . Tujuannya untuk memberi rasa nyaman dan aman bagi pelanggan. Agar mereka tidak lagi memakai ruang indoor yang rentan dengan penularan virus. Teras Tepi Laut sangat menarik bagi pelanggan. Tentu melalui promosi foto-foto yang diunggah di semua akun media sosial SNQ. Jadwal operasinya setiap Selasa sampai Jumat tutup pukul 19.00 malam. Di hari-hari itu, rata-rata pengunjung bisa sampai 150-300 orang. Sedangkan akhir pekan, Sabtu-Minggu buka hingga pukul 20.00 malam. Biasanya bisa sampai 500-600 orang. “Itu pas bulan puasa lalu. Trafiknya cukup tinggi. Habis Lebaran relatif ramai kalau weekend ,” terang Raga. (Mohamad Nur Khotib)