SURABAYA, HARIAN DISWAY - Pameran foto dengan tema Tradisi dan Kemajuan di Indonesia digelar di Wisma Jerman di Surabaya. Sejumlah sepuluh foto dipajang, hasil dari penjurian ketat.
Di Wisma Jerman, Jalan Taman AIS Nasution, pada 16 Juli 2022 digelar pameran foto. Ajang tersebut memamerkan hasil seleksi dari lomba yang diadakan Wisma Jerman, melibatkan peserta dari berbagai daerah di Indonesia.
Hasil penjaringan menempatkan 10 foto terbaik yang dipajang di sudut selatan Wisma Jerman. Pukul 7 malam, pengunjung berdatangan. Acara pembukaan pameran sekaligus diskusi tentang foto tersebut.
Mamuk Ismuntoro, fotografer yang juga penggagas komunitas fotografi Matanesia, tampil di panggung ruang dalam Wisma Jerman. Ditemani oleh Beki Subechi, fotografer senior. Keduanya adalah juri lokal. “Ada tiga juri lokal, dua lainnya juri dari luar negeri,” ungkap Mamuk.
Dalam diskusi tersebut banyak dipaparkan tentang para pemenang lomba bertema Tradisi dan Kemajuan Indonesia. Lomba tersebut diselenggarakan sejak 4 Mei hingga ditutup pada 4 Juni 2022.
Selain Mamuk dan Beki, fotografer lokal lainnya yang jadi juri adalah Agatha Anne Bunanta. Yakni International Relationships Vice President dari Photographic Society of America (PSA). Saat itu Agatha hadir secara daring, karena sedang berada di Jakarta.
Salah satu karya yang diulas berjudul Tradisi Ditarik Modern. Karya Immanuel dari Jakarta. Foto tersebut memenangkan juara 2 karena kejelian Immanuel dalam membidik gambar.
“Saya mendapat momen tersebut ketika nongkrong di daerah Jalan Gunung Sahari, Jakarta. Keduanya sering lewat,” ungkapnya. Foto Tradisi Ditarik Modern mengetengahkan figur perempuan menaiki sepeda motor, membonceng suaminya yang menghadap belakang sembari memegang gerobak.
“Ada sisi kontras dari perbandingan keduanya,” ungkap Beki. Kontras didapat dari sepeda motor sebagai simbol modernitas dan gerobak sebagai simbol tradisional. “Kami pilih sebagai juara 2 karena foto ini cukup mewakili tema Tradisi dan Kemajuan di Indonesia,” tambah Mamuk, diiringi anggukan juri lain yang hadir secara daring.
Foto karya Immanuel tersebut terpajang di ujung dinding ruang pamer Wisma Jerman. Pengunjung yang hadir pun kerap berhenti sejenak sembari memandangi foto tersebut.
Sedangkan karya terbaik atau juara 1, diraih oleh fotografer Satya Wijaya. Ia menampilkan kusir andong yang sedang menunjuk pada papan berisi pembayaran via Qris. “Rupanya andong bisa bayar lewat Qris,” ungkap Mike Neuber, direktur Wisma Jerman yang juga hadir via daring.
Figur perempuan yang hendak menaiki andong tersebut terlihat tersenyum melihat papan Qris. Ia memindai barcode tersebut dengan smartphonenya. Ekspresi dan paduan modern-tradisional yang khas, menjadi alasan dipilihnya karya Satya yang diberi judul: Andong Modern.
“Benar, transportasi andong sekarang memang sudah bisa menggunakan Qris,” ungkap Satya. Terdapat 10 karya fotografi dalam pameran itu. Semuanya merupakan karya terbaik, hasil seleksi ketat yang melibatkan ratusan karya fotografer dari berbagai daerah di Indonesia. (Guruh Dimas Nugraha)