Kebakaran, Bencana Paling Rawan di Surabaya: Tahukah Anda Cara Pakai APAR?

Jumat 22-07-2022,13:24 WIB
Reporter : Salman Muhiddin
Editor : Salman Muhiddin

 

Pemkot Surabaya sudah menyediakan APAR di setiap flat yang ada di Surabaya. Hunian vertikal padat penduduk itu sangat rawan terbakar.

Sayang tak semua warganya paham cara penggunaan APAR. Sebut saja Bagiyo (nama disamarkan), salah satu penghuni flat di Surabaya timur. “Ada (APAR), cuma enggak pernah makai. Kayaknya, alatnya juga sudah kadaluarsa,” ujar Bagiyo, Jumat 22 Juli 2022.

Pernah ada simulasi kebakaran di flat tempatnya tinggal. Namun, acara itu sudah lama. Ia bahkan tak mengingat kapan tahunnya.  

“Kayaknya belum dapat giliran,” lanjut Bagiyo. Ia berharap flat tempatnya tinggal mendapat pelatihan menghadapi kebakaran. Sebab, banyak penghuni baru yang masuk.

Pemkot Surabaya sebenarnya menggelar pelatihan secara rutin. Namun, keterbatasan petugas membuat proses edukasi itu belum bisa menjangkau semua kalangan.

Pelatihan digelar di Rusunawa Sombo, Rabu, 20 Juli lalu. Mereka menyelamatkan diri saat muncul pemberitahuan ada kebakaran. Mereka berkumpul di lapangan yang ada di depan gedung rusunawa. 


Petugas BPBD Surabaya memberi materi penanganan pertama dalam kebencajaan di Rusun Sumbo.-Humas Pemkot Surabaya-

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Surabaya, Yanu Mardianto mengatakan, latihan diperlukan untuk menghadapi semua situasi darurat. Selain kebakaran Surabaya juga punya potensi gempa.

BPBD menggandeng Wahana Visi Indonesia dan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR) dalam memberikan praktik mitigasi bencana. 

“Tujuannya yaitu, ketika terjadi bencana alam warga tidak mudah panik dan tahu cara melakukan mitigasi penyelamatan diri dan pertolongan pertama ketika ada korban,” kata Yanu. 

Menurutnya mitigasi ini penting diberikan kepada warga yang masih awam soal kedaruratan. 

BNPB Surabaya memberikan pengetahuan cara mudah memadamkan titik api dan bagaimana menyikapi bencana tersebut. 

“Bencana dan cuaca ekstrim karena angin puting beliung juga bisa terjadi di perkotaan. Tapi ada dua yang paling berisiko sangat tinggi, salah satunya kebakaran. Karena ini rawan terjadi di lingkungan padat penduduk seperti rusunawa,” ujar Yanu. 

Petugas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Surabaya dihadirkan untuk memberikan pembekalan. Simulasi mitigasi akan digelar secara berkelanjutan, sehingga ketika terjadi bencana, warga tidak mudah panik.

Kader Surabaya Hebat (KSH) juga didapuk sebagai tim satgas siaga kebencanaan.  “KSH di wilayah Kelurahan Simolawang, Kecamatan Simokerto ini juga kami libatkan. Setelah mereka paham dan tahu cara mitigasi bencana, harapan kami bisa ditularkan sekaligus melatih warga lainnya. Kader juga bisa menghubungi kami (BPBD) apabila ingin melakukan sosialisasi berikutnya,” ucapnya.

Kategori :