Eri Cahyadi Beri Bantuan Tangan Palsu untuk Nur Ahmad, Korban Selamat dari Reruntuhan Ponpes Al-Khoziny

Eri Cahyadi Beri Bantuan Tangan Palsu untuk Nur Ahmad, Korban Selamat dari Reruntuhan Ponpes Al-Khoziny

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meninjau kesiapan bantuan untuk Nur Ahmad, korban reruntuhan Ponpes Al-Khoziny yang akan menerima tangan palsu dari Pemkot Surabaya.-surabaya.go.id-Humas Pemkot Surabaya

HARIAN DISWAY — Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menunjukkan kepedulian terhadap warganya yang menjadi korban reruntuhan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo.

Pemkot berkomitmen memberikan bantuan prostetik berupa tangan palsu kepada Nur Ahmad, satu-satunya korban selamat asal Surabaya yang mengalami amputasi.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menegaskan bahwa bantuan tersebut merupakan bentuk tanggung jawab pemerintah terhadap warganya.

Ia menuturkan, pemkot akan memastikan setiap korban asal Surabaya mendapatkan pendampingan dan bantuan sesuai kondisi masing-masing.

BACA JUGA:‘Robot’ Buron 3 Bulan, Sang Spesialis Curanmor Sukolilo Ditembak Polisi saat Beraksi Lagi

“Jadi nanti Insyaallah semua korban yang ada yang dari Kota Surabaya maka kita akan lihat kondisinya apa yang bisa kita bantu,” kata Wali Kota Eri Cahyadi, Kamis 16 Oktober 2025. “Kalau nanti ada yang tangan palsu, kaki palsu, akan bantu semuanya,” tambahnya.

Pernyataan itu disampaikan Eri Cahyadi setelah menerima laporan lengkap dari jajarannya di lapangan. Ia menugaskan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk mendata dan mengklasifikasi kondisi korban secara menyeluruh.

BACA JUGA:Rekayasa Lalin Surabaya ISOPLUS Marathon 2025, Ini Jalur yang Ditutup!

Wali Kota yang akrab disapa Cak Eri tersebut menegaskan, langkah pendataan dilakukan agar bantuan yang diberikan tepat sasaran. Menurutnya, penanganan pascakejadian harus disesuaikan dengan tingkat kebutuhan tiap korban.

“BPBD sudah merekap berapa korban jiwa, berapa korban yang selamat tapi dalam kondisi dan perlu bantuan, maka kita datang,” kata Cak Eri. Ia menegaskan, bahwa langkah tersebut dilakukan karena para korban merupakan warga Kota Surabaya.

BACA JUGA:TPS Jadikan Mangrove Simbol Keberlanjutan, Rehabilitasi 22,7 Hektare Hutan Pesisir Sejak 2010

Selain bantuan fisik, Pemkot juga menyiapkan pendampingan psikologis bagi para korban dan keluarganya. Pendampingan mental dianggap penting untuk membantu korban mengatasi trauma dan kembali menjalani aktivitas dengan normal.

“Kami akan memprioritaskan pendampingan psikologis bagi korban dan keluarga,” tutur Eri. “Langkah ini sangat penting supaya mereka bisa kembali melanjutkan kehidupan dan beraktivitas seperti biasanya. Setelah itu, kami akan lakukan pendampingan jangka panjang,” terangnya.

BACA JUGA:Empat Pengeroyok di Konser Hardcore Pasar Tunjungan Ditangkap, Satu DPO

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: surabaya.go.id