Wabah PMK di Jatim Diyakini Melandai

Jumat 29-07-2022,05:00 WIB
Reporter : Mohamad Nur Khotib
Editor : Visa

Dari jumlah itu, 90 persen dihabiskan untuk pakan yang bergizi. Sementara hanya 10 persen untuk belanja obat-obatan, vitamin, antibiotik, atau peralatan vaksinasi. “Biaya untuk pakan ini memang besar sekali, kami perkirakan alokasi dana itu cukup sampai September,” ujar Presiden Direktur PT Nestle Indonesia Ganesan Ampalavanar.

Menurutnya, jumlah produksi susu saat ini memang memprihatinkan. Bahkan ia juga memprediksi pemulihannya bakal berlangsung berat. Sehingga kemungkinan Jatim bisa kekurangan stok pada 6-12 bulan kedepan.


Grafis Populasi Sapi-Rozi Hamdani-Harian Disway-

Jika itu yang terjadi, maka terpaksa harus impor bibit sapi perah. Demi memenuhi kebutuhan susu di Jawa Timur. Apalagi Jatim memasok lebih dari 50 persen kebutuhan susu nasional. “Kami khawatir, tapi bagaimanapun kita harus segera cari bibit baru,” terangnya.

Pada kesempatan tersebut juga hadir Asisten Deputi Pengembangan & Pembaruan Perkoperasian Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Bagus Rachman.

Kementerian Koperasi dan UKM merupakan integrator dengan semua elemen. Harapannya, bisa terwujud koperasi modern di bidang pangan, termasuk ternak. Dengan koperasi yang tertata maka bisa memudahkan akses pembiayaan. 

“Kemudahan akses pembiayaan itu menjadi sangat penting bagi peternak,” katanya. Mengingat banyak sapi peternak yang mati. Atau bahkan dijual rugi karena kena PMK. (*)


Digimaru--

 

 

Kategori :