MADIUN, HARIAN DISWAY - Gerakan Santripreneur sedang merebak di seluruh penjuru Indonesia. Ada 1,4 juta santri mukim yang jadi potensi besar dalam pengembangan ekonomi nasional. Santri Madiun ikut ambil bagian.
Menurut data Kemenag ada lebih dari 7 ribu santri dari 88 pesantren di Madiun. Sejumlah santri pilihan mengikuti program Santripreneur Pelatihan Branding Product Usaha Mikro Kecil, dan Menengah (UMKM) yang didukung oleh Forum BUMN Madiun Raya di Graha PT INKA (Persero), Jumat, 12 Agustus 2022.
Pelatihan ini bertujuan agar santri mendapatkan pengetahuan baru bagaimana pengembangan produk yang dapat memajukan kualitas dalam segi branding.
Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Madiun R. Andriono Waskito Murti turut memantau acara itu. Ia berterimakasih ke BUMN Madiun Raya sudah memberikan dukungan ke pesantren.
“Misalnya kita membeli makanan, yang utama itu branding kemasannya harus bagus. Kemudian baru isi produknya harus enak untuk bisa mencapai keseluruhan produk yang berkualitas tinggi,” ucap Andriono.
Ia berharap kemandirian ekonomi santri bisa mengurangi angka pengangguran terbuka Madiun yang mencapai 8,15 persen.
Ketua Dewan Pembina Santripreneur Indonesia KH. Ahmad Sugeng Utomo atau yang akrab disapa Gus Ut menambahkan bahwa pelatihan branding product sangat dibutuhkan. Branding adalah salah satu aset pengusaha yang harus dimiliki.
Tanpa branding, keberlangsungan usaha tidak akan panjang. Sebaliknya, jika brand sudah diciptakan, maka nilai barang bisa meningkat drastis. Produk UMKM harus bersaing tanpa banting harga.
“Unsur yang dapat dilihat secara mendalam ketika melaksanakan branding yakni dibutuhkan jaringan dan media untuk pengembangan produk dengan pelatihan yang diadakan,” ungkap Gus Ut.
General Manager Sekretaris Perusahaan PT INKA (Persero) sekaligus mewakili Forum BUMN Madiun Raya, Puguh Dwi Tjahjono mengutarakan bahwa branding product UMKM ini sangat penting mengingat UMKM adalah sebuah sokoguru perekonomian nasional.
“Jadi kalau UMKM kuat otomatis Indonesia akan semakin berjaya. Hal ini juga sejalan dengan program dari pemerintah Jawa Timur yaitu untuk mengentaskan kemiskinan.” ujar Puguh.
Puguh berharap, UMKM dapat bergerak sebagai ujung tombak perekonomian di Kota Madiun sehingga bisa mengurangi angka kemiskinan. Selain itu, Puguh menambahkan bahwa Kementerian BUMN telah membuat platform bernama PaDi UMKM sebagai wadah pembinaan BUMN kepada UMKM. (*)