Mijn Roots Mencari Orang Tua Kandung: I Feel Home di Kampung Arab Ampel (8)

Rabu 24-08-2022,09:35 WIB
Reporter : Salman Muhiddin
Editor : Salman Muhiddin

Malam itu jumlah peziarah lumayan banyak. Area utama makam di sebelah kiri gerbang masuk terisi 70 persen. Bob mengeluarkan kameranya dan merekam makam-makam di area pelataran. 

Seorang warga Madura yang tinggal di Ampel mendatangi kami. Ia penasaran dengan aktivitas Bob. ”Kalau mau merekam, yang di sana saja,” ucapnya sambil menunjuk ke area makam utama. 

Bob cuma bisa tersenyum kepadanya. Ia tak bisa berbahasa Indonesia. Bob tetap merekam Ampel di dekat gerbang pintu masuk. Ia mengabadikan suasana pengunjung yang datang. Bob juga merekam gentong-gentong air minum yang sudah kering. Selama pandemi, peziarah minum dari air keran yang sudah disediakan pengurus.

Baru setelah itu, Bob merekam peziarah yang mengaji Yasin di area makam utama. Sampai di sana, belum ada orang Arab yang muncul.


Peziarah yang mengaji di area utama Makam Sunan Ampel.-Bob Schellens for Disway-

Setelah keluar dari area makam, barulah banyak wajah Arab yang bermunculan. Ada yang jual kurma, nasi kebuli, nasi tomat, roti maryam atau roti canai, gulai kacang hijau, hingga kabsah.

Wow, It’s like entering a different world (wow, rasanya seperti masuk ke bagian dunia yang berbeda, Red),” kata Bob sambil melihat orang-orang yang memiliki paras sama dengannya. ”I feel home (Aku merasa di rumah, Red),” lanjutnya.

Salah seorang pedagang melintas. Rambutnya sangat mirip dengan Bob. Kriwul. Saya pun bergurau, ”Jangan-jangan itu adikmu.” Bob pun tersenyum. ”It might be (mungkin saja, Red),” jawab pria kelahiran 15 Agustus 1981 itu.

Makin masuk ke arah Masjid Ampel, ada makin banyak orang Arab sepertinya. Bob mengambil gambar pedagang kurma yang berjejer di dekat masjid. 

Para pedagang yang mayoritas dari Madura menggodanya. ”Youtuber,” teriak pedagang di seberang. Pedagang yang di depannya juga nyeletuk. ”Masuk TV ya, Mas?” ujar Muhammad Yayan.

Lagi-lagi Bob cuma bisa tersenyum, tak tahu apa yang mereka katakan. Saya menerangkan bahwa Bob datang dari Belanda. Tidak bisa berbahasa Indonesia. Mereka pun langsung menawarkan kurma gratis dari Tunisia. Bob langsung membeli 1 kg. 


Bob Schellens membeli songkok di salah satu toko di kawasan Ampel.-Fauzan Bachmid for Disway-

Ia juga memborong gorengan khas kampung Arab: samosa. Di lorong toko-toko baju muslim dan oleh-oleh khas Ampel, Bob bertemu lebih banyak orang yang berparas sama dengannya. ”I like the vibe (aku suka atmosfernya, Red),” lanjutnya sambil menengok kanan dan kiri.

Tak lama kemudian, datang mantan fotografer Harian Disway Fauzan Bachmid. Ia ingin mengenalkan Bob dengan salah seorang tokoh kampung Arab yang paham tentang silsilah nama dan tradisi di Ampel. Siapa tahu ia bisa membantu. 

”Kalau tak lihat, wajahnya mirip keturunan Saudi,” kata Fauzan yang ditemani sang istri. Kami harus berjalan kaki agak jauh. Keluar ke jalan besar. 

Bob berhenti sebentar. ”Can i put this off (Bolehkah aku melepasnya, Red)?” pinta Bob sambil memandang kami. Monggo. Bebas. Kayaknya akan aneh juga kalau ia terus-terusan memakai sarung yang sudah melorot itu. Bisa-bisa lepas betulan di tengah jalan. (Salman Muhiddin)

Tags :
Kategori :

Terkait