Yang mau menikmati film Before, Now & Then (Nana) garapan Kamila Andini, silakan mengaksesnya di Prime Video. Kamila Andini menjamin akan ada pengalaman baru karena dihantar dalam bahasa daerah, Sunda.
Sesuai latar tempatnya, film ini memang dibuat oleh Kamila Andini dengan menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa utama. Dengan cara itu, maka film yang berlatar waktu di akhir 1960-an ini membawa Kamila Andini ke eksplorasi baru dalam perjalanan kariernya sebagai sutradara.
Buatnya, ini film yang mendorongnya bisa menggarap film periodik yang diinspirasikan dari kisah nyata. Menurut Kamila Andini film periodik Indonesia selalu terkait dengan sesuatu yang besar atau tentang seorang tokoh penting. Namun ia melakukan hal yang berbeda di film ini.
”Ketika saya mengerjakan ini saya ingin menceritakan seorang tokoh perempuan pada umumnya, seperti nenek kita, kakak kita atau ibu kita, yang bisa disayangi dengan semua kekurangan dan kelebihannya,” katanya.
”Kebetulan saja ia hidup di masa itu. Tapi kita juga bisa berefleksi dengan masa itu dan masih bisa terhubung dengan masa kini. Saya ingin membuat jembatan dari masa lalu ke masa sekarang,” lanjutnya.
Kamila Andini mengatakan perempuan adalah korban zaman yang paling nyata. ”Tapi di setiap zaman, selalu ada sosok perempuan yang tidak pernah sekalipun menjadikan dirinya korban, meskipun tetap tidak lepas dari pengorbanan,” ungkapnya.
”Nana adalah kisah perempuan yang menjadi korban sebuah era; perang, politik, pemberontakan dan kehidupan sosial patriarki yang ingin mencari arti kebebasannya sendiri,” sambungnya.
Untuk memperkuat suasana ada banyak unsur seni, film ini menggunakan lagu berbahasa Sunda yang diproduksi sekitar 1960-an yang berjudul Djaleleudja. Lagu ini diproduksi oleh Jamin Widjaja dan Indrawati Widjaja dari Bali Records (Musica Studio’s). Video musik sudah dirilis resmi di YouTube mulai Kamis, 18 Agustus 2022
Diadaptasi dari salah satu bab di novel Jais Darga Namaku karya Ahda Imran, film ini dibintangi oleh Happy Salma yang memainkan karakter utama, Nana. Selain itu ada Laura Basuki, Ibnu Jamil, Arswendy Bening Swara, Rieke Diah Pitaloka, Arawinda Kirana, dan aktris cilik pendatang baru, Chempa Putri.
Before, Now & Then (Nana) bercerita tentang seorang perempuan Indonesia yang hidup di daerah Jawa Barat di era 1960-an yang diangkat dari sebuah kisah nyata kehidupan Raden Nana Sunani.
Kisah seorang perempuan yang melarikan diri dari gerombolan yang ingin menjadikannya istri dan membuatnya kehilangan ayah dan anak. Ia lalu menjalani hidupnya yang baru bersama seorang menak Sunda hingga bersahabat dengan salah satu perempuan simpanan suaminya.
Pada Februari lalu, Before, Now & Then (Nana) berhasil membawa pulang Silver Bear for Supporting Actress untuk Laura Basuki setelah berkompetisi di program kompetisi utama Berlin International Film Festival 2022.
Pujian datang dari berbagai outlet media. Variety mneyatakan; ”Before, Now & Then (Nana) bergerak dengan irama mimpinya sendiri, dengan perkembangan naratif yang membanjiri film seperti ombak. Menutup mata kalian setelah selesai, kalian mungkin bahkan rasakan sensasi berada di air sepanjang sore seperti ombak yang lembut menyelimuti kalian dan rindu untuk kembali kepada mereka.” (*)