Orang kasim paling akhir yang tercatat sejarah berada di Tiongkok.
Dalam jurnal ilmiah bertajuk History of Government karya Samuel Finer, disebutkan bahwa kasim di Tiongkok masih ada sampai awal abad ke-19. Ada beberapa kasim yang sangat cakap yang merupakan penasihat berharga bagi kaisar.
Karya Samuel Finer dibenarkan sejarawan dan filsuf Tiongkok-Amerika Serikat (AS), Dr Ray Haung. Yang bergelar PhD sejarah dari University of Michigan, AS.
Ray Huang berpendapat, kasim mewakili keinginan pribadi kaisar. Sedangkan pejabat negara mewakili keinginan politik alternatif birokrasi. Bentrokan di antara mereka menjadi benturan ideologi atau agenda politik.
Ray Huang memperkirakan, jumlah kasim di Tiongkok sekitar 470 pria pada 1912. Itulah akhir era kasim. Setelah itu, tidak ada lagi kasim di Tiongkok.
Kasim terakhir di Tiongkok bernama Sun Yaoting, meninggal Desember 1996. (Huang, Ray: 1857, A Year of No Significance: The Ming Dynasty in Decline, Yale University Press, 1981).
Bos masa kini, di mana pun, tidak mungkin mengasimkan orang. Karena jelas melanggan HAM. Tapi, efek buruknya terjadi seperti Duren Tiga. (*)