Selanjutnya Mirabel Palace sudah menunggu. Kami naik bus menuju taman yang menjadi lokasi syuting Sound of Music itu. Ada patung pegasus dengan air mancur di tengah taman. Sekelilingnya bunga-bunga. Demi menghibur anak-anak, kami menuju playground. Ada ayunan, seluncuran, dan ragam mainan. "Rayhan mau naik," kata anak tertua kami.
Di alun-alun kota, ada sebuah air mancur besar yang indah dengan ornamen kuda, bagai menawarkan oase di tengah teriknya Salzburg.
Dia melihat pendakian tali temali yang sangat tinggi. Setelah sampai puncak, anak bisa seluncur ke bawah. Entah berapa kali Rayhan menaiki wahana ini. Sama sekali enggak ada capeknya. Apalagi banyak teman dadakan yang bergabung.
Waktu mulai menjelang malam. Saatnya kami pulang. Istirahat di hostel untuk selanjutnya ke tempat terindah lainnya di Austria.
Esoknya, kami menuju Stasiun Salzburg Hbf. Tapi sempat berbelanja dulu di shopping mall depan stasiun. Namanya Forum 1. Makanan dari ragam negara ada.Dari stasiun inilah, penumpang bisa tersambung ke banyak jurusan. Kami sih mau ke desa sebelah.
Sekitar pukul 9.12 pagi, kereta mengantar ke tempat terindah yang kami targetkan; Hallstatt. (Oleh Munir Al Shine; ibu dua anak, diaspora Indonesia yang tinggal di Estonia)
Desa yang gunung dan danaunya tak tertandingi, baca selanjutnya…