SURABAYA, HARIAN DISWAY - Jatim harus mengakui keunggulan DKI Jakarta di Kejurnas Wushu Piala Presiden 2022 yang ditutup, Kamis, 22 September lalu. Piala bergilir yang sudah dua tahun berturut-turut diamankan Jatim harus direlakan ke ibu kota.
Usai pertandingan Ketua Ketua Pengprov Wushu Jatim Soedomo Mergonoto mengevaluasi kekuatan tim. Jatim banyak kehilangan emas di nomor Sanda. Cuma dapat 1 emas. Yang banyak perunggu: 9 medali. Jateng tampil trengginas di nomor pertarungan itu. Mereka berhasil mengoleksi 12 emas. Jatim juga tidak tampil di nomor nomor Dui Lian Putri. Penampilan duet antara Natalie Chriselda Tanasa dan Benedicta Rafaella Karolusia di nomor tanding Dui Lian Putri terpaksa diurungkan. Benedicta mengalami cedera. Benedicta Rafaella Karolusia atau yang akrab disapa Eva, mengalami cedera di kaki. Diduga lantaran kelelahan. Sebelumnya, pada ajang yang sama Eva bertanding di nomor Nan Dao yang membuahkan medali emas, serta Nan Gun dan Nan Quan yang membuahkan medali perak. "Sebelum tanding memang sudah cedera, kemarin tanding dia medis terus" Terang Sherlie Hoediono selaku pelatih Puslatda Jatim. Mundurnya duet putri asal Jatim itu rupanya tak memberi pengaruh pada penentuan gelar juara umum, karena jumlah peserta pada nomor Dui Lian Putri tidak lebih dari tiga provinsi. "Nah ini ga keitung (terhitung,Red.) walaupun nanti dapat emas, karena jumlah provinsi ndak lebih dari tiga," terang Sherlie. Padahal Natalie dan Eva telah bersiap dengan maksimal. Bahkan kemampuan koreografi seni tarung mereka juga telah diperlihatkan saat Pembukaan Kejurnas Wushu Piala Presiden 2022, 17 September 2022. Sebagai rekan tim, Natalie menerangkan tidak masalah jika dirinya tak jadi tampil. Ia lebih mementingkan kesehatan partnernyi. "Karena ini berpasangan, ga bisa ego sendiri yang jalan, walaupun bisa dibilang kami sudah cukup siap," jelas perempuan 29 tahun itu. Bukan kali pertama Natalie dan Eva tampil sebagai regu di nomor ini. Sebelumnya saat PON XX mereka berhasil membawa pulang medali emas untuk Jatim. Lebih lanjut Natalie juga mengakui bahwa Jatim lemah di nomor tradisional dan tentunya sanda. Sehingga perolehan medali emas di kedua cabang itu minim. Inilah yang jadi bahan koreksi kedepannya untuk membawa pulang Piala Presiden ke Jatim lagi.Yofan dan Ardhya (tengah) dari Jateng berdiri di podium tertinggi untuk nomor Dui Lian Putra. -Praska Bramasta/Harian Disway- Sementara itu pada nomor tanding Dui Lian putra yang memiliki jumlah peserta sebanyak enam tim juga urung diturunkan. Tim dengan komposisi Nicholaus Karanka Adinugroho, Muhammad Daffa Golden Boy, dan Muhammad Zaki Ikbaar Ramadhan itu diputuskan untuk tidak bertanding lantaran dinilai sudah cukup dan sudah selesai. Sebelumnya Nicholaus Karanka Adinugroho telah bertanding di nomor Nan Gun dan Nan Quan dan berhasil mengamankan emas pada keduanya. Muhammad Daffa Golden Boy juga berhasil mengamankan dua medali emas untuk Jatim di nomor Jian Shu dan Qiang Shu, namun harus berpuas dengan perolehan medali perak di nomor Chang Quan . Sedangkan Muhammad Zaki Ikbaar juga bertanding di nomor Chang Quan dengan hasil medali perunggu, dan dua medali perak untuk nomor Dao Shu , dan Gun Shu . Jatim menempatkan kekuatan untuk mengumpulkan medali emas pada nomor individu Taolu . Sherlie sebagai pelatih merasa perjuangan mereka sudah selesai untuk tampil di nomor individu. "Untuk yang perorangan sudah sesuai target. Sudah selesai," tuturnyi, sehingga dirasa tidak perlu lagi untuk menurunkan pada nomor Dui Lian . Mereka bertiga juga bukan pasangan lama. "Muhammad Zaki ini masih baru (menjadi tim Dui Lian ). Walaupun nanti dapat emas juga ga bisa ngejar DKI,” jelasnyi. Ketertinggalan Jatim atas perolehan emas DKI Jakarta cukup jauh pada gaya Taolu Jakarta memperoleh 30 emas sedangkan Jatim 25 emas. Kemudian pada gaya Sanda, Jakarta berhasil mengamankan 7 emas, sedangkan Jatim hanya 1 emas. Lalu pada gaya Kungfu Tradisional, Jakarta mendapatkan 2 emas, sedangkan Jatim tidak sama sekali. Rencana awal, tim Dui Lian Jatim diturunkan untuk mengamankan medali emas. Jika medali emas untuk mendapat gelar Juara Umum dirasa kurang maka tim Dui Lian akan diturunkan untuk bertanding. "Anak-anak ini di PON Dui Lian nya emas. Tapi kalau sudah cukup (medali emasnya, Red.) mereka ga turun. Nah ini jauh banget (kondisinya), jadi yawes ga usah turun" Jelas Sherlie. Meskipun tidak jadi turun bertanding, para atlet tidak masalah. Keputusan ada di tangan pelatih berdasarkan analisis situasi dan penilaian kondisi performa atlet. "Mereka ikut kata pelatih. Kita kan sudah lama, jadi sudah saling tau masing-masing" ucapnyi. Keputusan tak turun bertanding saat ini tidak mempengaruhi pertandingan kedepannya. (Gusti Ayu Y. D.)