SURABAYA, HARIAN DISWAY -- Pasar legendaris di Surabaya itu baru diresmikan kembali pada akhir Maret lalu. Ada sebanyak 6.424 stan di gedung yang tuntas digarap pada 2014 itu.Rinciannya, 3.780 unit milik pedagang lama dan 1.500 unit milik pedagang baru. Sisanya, 1.144 unit belum terjual. Pada Juni lalu, stan yang buka masih sangat sedikit. Hanya 300 unit, itu pun posisinya terpencar.
Para pedagang itu terhambat oleh beberapa hal. Yakni lantaran sepi pengunjung. Ditambah biaya sewa stan dan biaya listrik yang memberatkan. Namun, pengelola pun tak tinggal diam.
BACA JUGA:Denda Pedagang Pasar Turi Turun Jadi Rp 50 Ribu
Pada 26 Juni, para pedagang dikumpulkan di Atrium, lantai ground. Mereka mendapat sosialisasi serentak dari pengelola. Bahwa ada beberapa aturan yang dilonggarkan. Itu strategi pengelola untuk menarik minat para pedagang menempati kembali stan milik mereka.
Di antaranya, gratis service charge atau biaya sewa stan hingga Desember nanti. Kebijakan itu disesuaikan dengan tingkat kehadiran. Setiap hari tanpa kehadiran maka bakal dikenakan denda Rp 100 ribu per hari.
Selain itu, pemilik stan diperkenankan untuk migrasi listrik dari prabayar ke pascabayar. Dengan begitu, tagihan biaya listrik bakal menyesuaikan pemakaian. Aturan itu diberlakukan bagi pedagang yang membuka stan paling lambat 31 Juli.
Ahmad Yasin menggelar dagangan di lantai 4 Pasar Turi Baru, Surabaya.-Nadhine Churnia Putri-Harian Disway-
Rupanya, kebijakan itu pun cukup berdampak bagus. Ada penambahan jumlah pedagang yang mulai berani mengisi stan mereka. Dari 300 stan menjadi 800 stan. “Memang tidak signifikan. Tapi, itu cukup membantu,” kata Kepala Diskopdag Kota Surabaya Yos Mustaqim, Senin, 26 September 2022.
Pengelola, kata Yos, sudah mengupayakan berbagai cara. Salah satunya, dengan menggelar berbagai event. Yang terakhir, ada acara donor darah. “Itu untuk menarik warga agar berkunjung ke sana,” ujarnya.
Dua bulan setelah sosialisasi serentak itu, Pasar Turi Baru memang tampak beda. Siang kemarin, parkiran motor penuh dua baris memanjang. Dari pintu masuk hingga pintu keluar.
Beberapa stan di depan pun mulai terisi. Terutama oleh penjual makanan franchise. Di lantai lower ground (LG), stan terisi lebih banyak. Kini tak hanya stan di depan sisi kanan kiri, tetapi juga stan-stan yang di bagian dalam.
“Sekarang juga lebih tertib. Sudah dizonasi setiap lantai,” ungkap Yos. Di lantai LG dan ground, misalnya, khusus untuk stan yang menjual barang pecah belah dan aksesoris. Sementara lantai 1 sampai 4, khusus untuk penjual pakaian.
Lantai ground, tak seramai lantai LG. Terhitung hanya tiga stan yang buka di bagian depan. Namun, di lantai 1 lebih ramai lagi. “Sejauh ini para pedagang sudah mulai bergerak lagi. Dan ini perkembangan yang bagus. Harus banyak yang mengisi dulu, nanti pembeli pasti datang,” jelas Yos.
Kios milik Sumroh di lantai 3 Pasar Turi Baru. Stan di sekitar tokonya masih belum buka.-Nadhine Churnia Putri-Harian Disway-
Di lantai 2, memang banyak pedagang baru yang mulai membuka stan. Tapi, nyaris tidak terlihat pembeli. Berbeda dengan lantai LG dan ground.