Bersamaan dengan melandainya pandemi Covid-19, bahkan masyarakat global sudah bersiap mengakhiri wabah mematikan itu, justru ”Covid sepakbola” mendera lapangan hijau.
Rasa prihatin dan duka cita yang mendalam dirasakan seluruh masyarakat Indonesia atas peristiwa tragis tersebut terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang, pada 1 Oktober 2022.
Betapa menyedihkannya peristiwa jatuhnya korban yang sedikitnya mencapai 125 jiwa. Korban luka berat dan ringan juga mencapai ratusan orang. Nyawa dua orang aparat keamanan dikabarkan juga ikut melayang dalam peristiwa kerusuhan itu.
Dalam sekejab pertandingan sepakbola antara Arema FC sebagai tuan rumah dan Persebaya Surabaya yang menarik untuk ditonton, menjadi prahara.
Banyak analogi yang bisa menyetarakan persoalan mitigasi Covid-19 dengan persepakbolaan Indonesia.
Euforia menyaksikan pertandingan secara langsung di stadion yang selama ini tersendat akibat wabah Covid-19 tampaknya tanpa disertai kedewasaan cara bersikap para suporter.
Kejadian tragis seperti itu bukanlah untuk pertama kalinya terjadi di Indonesia. Menurut lembaga penelitian Save Our Soccer (SOS), setidaknya ada 78 suporter bola tewas.
Korban sebanyak itu, tercatat sejak Januari 1995 hingga Juni 2022. Mayoritas suporter yang tewas tersebut adalah pendukung Persebaya-Surabaya. Jumlahnya mencapai 17 orang.
Suporter Arema Malang dan Persija Jakarta masing-masing berada pada peringkat kedua dengan jumlah korban yang sama yaitu sembilan orang. Suporter Persib Bandung yang lebih dikenal dengan sebutan bobotoh kehilangan delapan korban jiwa.
”Endemi” di lapangan hijau tampaknya belum akan lenyap betul. Sewaktu-waktu bila kewaspadaan semua pihak menurun, lonjakan kasus wabah ”Covid sepakbola” dapat mengancam.
Menyimak data tersebut di atas, ada faktor predisposisi yang mestinya layak dicermati. Pertandingan derbi antara Arema dan Persebaya bagaikan komorbid pada Covid-19 yang berpotensi menimbulkan korban jiwa.
Ungkapan duka atas terjadinya tragedi sepakbola di Stadion Kanjuruhan Malang yang mengundang simpati warga.--
Saat ini dunia medis telah dapat memetakan potensi bahaya yang bisa terjadi akibat paparan virus Covid-19. Sikap waspada ini sangat diperlukan untuk meminimalkan jatuhnya korban keganasan virus tersebut.
Ini bisa terjadi terutama bagi individu yang memiliki komorbid. Peta ”komorbid” dalam setiap pertandingan sepakbola seharusnya telah dapat diidentifikasi oleh aparat yang terkait.
Menghadapi kasus Covid-19 pada individu dengan komorbid telah dapat dilakukan tindakan-tindakan yang tepat. Demi menyelamatkan nyawa. Saat ini obat-obat antivirus dan anti-inflamasi yang efektif telah menunjukkan perannya yang signifikan.
Persentase angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia telah dapat ditekan hingga mendekati standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Seyogianya tata laksana kerusuhan suporter di lapangan sepakbola juga semakin dapat diantisipasi sejak dini dengan tepat.