LONDON, Harian Disway - BERTUBUH BESAR, nyaris tiga meter tingginya, dengan rambut gondrong dan jenggot awut-awutan. Selalu mengenakan sepatu bot kulit, serta rompi yang digantungi tikus atau rakun mati. Penampilan Hagrid memang yang sangat mengintimidasi. Namun, tak diragukan lagi, ia adalah salah satu tokoh paling baik hati dalam jagat Harry Potter.
Paling tulus, penuh cinta, dan tidak punya pretensi. Sangat hormat kepada Dumbledore, dan sampai kapan pun bakal rela mati demi sang kepala sekolah. Serta sangat menyayangi Harry. Ia lah yang menyelamatkan Harry dari reruntuhan setelah orang tuanya dibunuh dan rumahnya dihancurkan Voldemort. Ia juga yang menjemput Harry dari rumah keluarga Dursley untuk dibawa ke Hogwarts.
Bahkan, ia lah yang kali pertama memberi tahu Harry bahwa dirinya penyihir. ’’Yer a wizard, Harry!’’ Itulah kata-katanya yang paling terkenal. Dan sepanjang Harry di Hogwarts, ia tak hanya berperan sebagai guru. Tapi juga menyajikan figur ayah buat penyihir terkenal tersebut. Kehadirannya selalu membuat tentram. Meski bolu buatannya sekeras batu. Dan rasa sup masakannya seperti ingus.
Dengan karakter yang complicated, tak sembarang aktor dapat memerankan Hagrid. Namun, semua tantangan itu beres di tangan Robbie Coltrane. Aktor Skotlandia yang berusia 51 tahun ketika kali pertama membawakan peran si raksasa baik hati.
’’Hagrid adalah orang yang benar-benar baik hati. Sepertinya, sepanjang karierku, ini kali pertama aku membawakan peran orang yang benar-benar baik hati,’’ kata Robbie Coltrane tentang Hagrid, pada 2011. ’’Sangat penting bisa memerankan sosok yang baik. Yang bisa menjadi panutan, dan dipercaya oleh anak-anak,’’ lanjutnya.
Berikut lima momentum terbaik Robbie Coltrane saat memerankan Hagrid.
1. Payung Merah Jambu + Ekor Babi
-Mugglenet-
Kali pertama kemunculan Hagrid di film pertama sangat mengerikan. Ia menggedor pintu pondok di tepi laut sampai rubuh. Membuat Keluarga Dursley semburat. Namun, wajahnya langsung cerah begitu melihat Harry. Ia menyerahkan kue ulang tahun buatan sendiri yang berantakan. Namun jelas dibuat dengan penuh kasih sayang.
’’Bayangkan, mereka menyuruhku memerankan raksasa setinggi hampir empat meter, tapi enggak bisa menyihir. Sebagai gantinya, aku harus membawa payung merah jambu. Aku mengarahkannya ke Dudley (Harry Melling, Red), dan tiba-tiba dari bokongnya keluar ekor babi. Kurasa, itu momen favoritku,’’ papar Coltrane.
2. Di Dalam Gubuk Hagrid
-wizarding world-
Momentum favorit Coltrane yang lain adalah di film kedua, Harry Potter and the Chamber of Secrets. Ketika Harry dan Hermione membawa Ron ke gubuknya, karena muntah siput. Saat itu, Hagrid menghibur Hermione yang diejek sebagai Darah Lumpur oleh Malfoy. Melalui Hagrid, Coltrane berpesan kepada anak-anak bahwa asal usul itu tidak penting. ’’Jangan membeda-bedakan teman berdasarkan keturunan mereka,’’ kata Coltrane.
3. Bayi Naga dan Laba-Laba Raksasa
-wizarding world -
Di luar segala kualitasnya, Hagrid dikenal dengan obsesinya terhadap hewan-hewan berbahaya. Mulai dari naga, laba-laba raksasa, hingga kalajengking berbisa. Ia menganggap mereka ’’hewan-hewan manis yang disalahpahami’’. Setiap momentum Hagrid bersama hewan-hewan eksotis selalu lucu dan menggemaskan. Dan Coltrane selalu menikmati syuting bersama ’’hewan-hewan’’ itu.
4. Kembali dari Azkaban
-Warner Bros.-
Pada film kedua, Hagrid menjadi korban salah tangkap. Ia ditahan di Azkaban. Dan ketika ia kembali ke Hogwarts, Hanya Harry, Ron, dan Hermione yang berani memeluknya. Namun, fakta bahwa seluruh asrama (kecuali Slytherin) berdiri dan bertepuk tangan untuknya, membuktikan bahwa keberadaan Hagrid sangat signifikan buat mereka. Hagrid sangat dirindukan. Begitu juga Coltrane setelah kepergiannya.
5. Jatuh Cinta
-wizarding world-
Salah satu momentum jenaka Hagrid adalah ketika ia bertemu dengan Madame Maxime. Kepala sekolah Beaubatons yang juga setengah raksasa, yang diperankan oleh aktris Prancis Frances de la Tour. Tiba-tiba saja, ia gemar menyisir rambut, memakai aftershave, dan membawa kembang. Adegan dansa mereka di pesta malam Natal pada film keempat, Harry Potter and the Goblet of Fire sungguh epik!