Cheng Yu Pilihan Co-Founder & CEO Greenhope Tommy Tjiptadjaja: Yi Ri San Xing

Sabtu 29-10-2022,04:00 WIB
Reporter : Novi Basuki & Annie Wong
Editor : Tomy C. Gutomo

BAGI Tommy Tjiptadjaja, hidup harus terus-menerus direnungkan. Bahkan, kalau bisa, seperti dianjurkan filsuf agung Konfusius dalam kitab Lun Yu (论语), "一日三省" (yī rì sān xǐng): dalam sehari merenung berkali-kali. 

"Ibarat orang naik tangga," kata Tommy yang dekat sekali dengan Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (BTP). "Jangan sampai ketika sampai di atas, baru sadar ternyata kita menyandarkan tangganya di tembok yang salah."

Terlebih di era keberlimpahan (abundance) seperti sekarang, memperbanyak introspeksi jadi lebih penting lagi. "Di saat dunia sudah penuh iri, Fomo (fear of missing out), takut ketinggalan, kita harus benar-benar reflect, kita itu pasnya ngapain, purpose hidup kita apa, definisi bahagia itu apa," lanjut Co-Founder & CEO Greenhope, perusahaan kantong plastik berbahan singkong, tersebut.

BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Wakil Sekretaris Umum PSMTI Sudiono Chung: Zuo Shan Jiang Xiang

Pasalnya, yang sering kita lihat di era keberlimpahan kini justru adalah keberlimpahan dalam kecemasan. Sementara dalam pengetahuan, agaknya justru mengalami pendangkalan –sehingga memunculkan apa yang oleh Tom Nichols sebut sebagai the death of expertise (matinya kepakaran). 

Sumber ilmu memang berlimpah dan bisa didapat dengan mudah sekaligus murah, tapi kepenguasaan terhadapnya sering setengah-setengah. Akibatnya, kita menjadi manusia yang mudah terombang-ambing mengikuti ke mana arus mengarah.

Makanya, Tommy berpesan, "Jangan ikut-ikut orang lain punya. Karena khawatirnya, kalau terlalu sering herding mentality (bermental ikut-ikutan), akhirnya malah berbondong-bondong tidak bahagia semua, rusak semua."

"Jadi, ayo kita pastikan tangga kehidupan kita telah bersandar ke tembok yang benar, yang sungguh-sungguh make things worthwhile," kata Tommy, yang penyuka roman Samkok.

Ada baiknya kita menghayati syair yang ditulis Qu Yuan 屈原, negarawan masyhur Periode Negara Berperang, ini: "举世皆浊我独清, 众人皆醉我独醒" (jǔ shì jiē zhuó wǒ dú qīng, zhòng rén jiē zuì wǒ dú xǐng). Yang terjemahan bebasnya: ketika semua orang di dunia berkubang dalam lautan keruh, aku berusaha bersih meski sendiri; ketika semua orang mabok, aku berusaha sadar walau sendirian. (*)

 

Kategori :