SURABAYA, HARIAN DISWAY - Perjalanan Parade Juang Surabaya benar-benar menjadi perjuangan bagi para peserta. Menempuh rute sepanjang 3,2 kilometer. Start di Tugu Pahlawan. Finish di Jalan Wali Kota Mustajab, di depan Balai Kota Surabaya.
Tetapi, perjuangan itu terbayar. Antusiasme penonton sangat terasa. Mereka menyaksikan parade itu dengan riang. Melambai-lambai. Memotret. Juga bernyanyi lagu perjuangan tatkala peserta parade melintas. Dalam beberapa perhentian, bocah-bocah hingga bayi diangkat orang tuanya agar bisa menaiki kendaraan tempur yang ikut berparade.
Antusiasme para peserta itu bisa dipahami. Sudah dua tahun parade itu tak pernah digelar. Terlebih, parade kali ini tampil dengan kemasan berbeda.
Adegan teatrikal dalam Parade Juang memperingati Hari Pahlawan di Surabaya, Minggu, 6 November 2022-Miftakhul Rozaq-Harian Disway-
Tentu masih ada adegan perang-perangan yang menggambarkan perjuangan arek-arek Suroboyo mengusir penjajah. Letupan mercon dan semburan asap membuat adegan itu cukup dramatis. Para aktor juga berdandan maksimal. Mereka berpakaian pejuang yang berwarna khakhi. Sebagaimana baju para tentara pada 1945.
Begitu pula pemeran tentara Inggris, Belanda, atau Jepang. Busana mereka apik. Seperti aslinya.
Yang unik, parade kali ini dibagi menjadi beberapa segmen. Yakni, Surabaya Rumah Kebangsaan, Surabaya Merah Putih, Surabaya Bersiap, Ultimatum Surabaya, dan Surabaya Kota Pahlawan.
BACA JUGA:Perang Jalanan di Parade Juang
Momen-momen penting dalam sejarah bangsa ini juga dihadirkan. Menurut sutradara Heri Prasetyo, momentum sejarah itu diawali dengan kelahiran Soekarno di Surabaya. ’’Kami mencoba menarik sejauh itu karena banyak potensi yang bisa dimunculkan dari pengetahuan sejarah tentang Surabaya. Dan buktinya, banyak orang keliru saat ditanya tempat lahir Bung Karno,’’ kata Heri Lentho, sapaan Heri Prasetyo.
Komunitas-komunitas yang dilibatkan pun menggambarkan segmen-segmen tersebut. Misalnya, peserta Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Universitas 17 Agustus 1945 yang menggambarkan momentum Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928. Mahasiswa dari berbagai etnis itu berdandan ala suku masing-masing. Dari Sabang sampai Merauke.
Penonton parade juang mengajak anak-anak untuk memahami perjuangan kemerdekaan. -Miftakhul Rozaq-Harian Disway-
Begitu pula komunitas Cosplay Surabaya yang berdandan sangat pop culture. Mereka berbaju tokoh-tokoh anime. Komunitas ini menggambarkan Surabaya modern yang sudah bersentuhan dengan budaya global. Pesan yang dibawa cukup penting: Stop War. Anak-anak muda ini memang berharap agar kedamaian selalu bisa dirasakan di bumi Nusantara. Jangan ada lagi perang. (Yusuf Dwi)
Veteran ikut dalam Parade Juang memperingati Hari Pahlawan di Surabaya, Minggu 6 November 2022. -Julian Romadhon-Harian Disway-
Komunitas sepeda ikut serta dalam Parade Juang memperingati Hari ahlawan di Surabaya,Minggu 6 November 2022.-Afdholul Arrozy S - Harian Disway-