KUNJUNGAN Paus Fransiskus di Bahrain, 3-6 November 2022, memang cukup bersejarah. Dalam lawatan itu, Paus kelahiran Buenos Aires, Argentina, tersebut mendorong terus dialog dengan Islam. Kemarin, 6 November 2022, ia juga mendoakan warga-warga Timur Tengah—juga dunia—yang masih merasakan penindasan hak asasi manusia.
Salah satu yang disebut jelas adalah nasib warga Ukraina. ’’Mereka sangat menderita,’’ kata pengganti Paus Benediktus XVI itu.
Hal tersebut diucapkan Paus Fransiskus saat memimpin misa. Ia minta seluruh umat untuk sama-sama berdoa untuk negeri yang dilanda perang tersebut. Agar peperangan segera usai dan kemanusiaan kembali berjaya.
Paus juga menyapa warga Lebanon yang ikut misa. ’’Doakan negeri Anda, dengan sangat tulus, agar tidak ada lagi orang yang menderita di Timur Tengah,’’ ucap Sri Paus.
TOKOH LINTAS AGAMA menghadiri konferensi di Bahrain Forum for Dialogue di Manama, Bahrain, 3 November 2022.-AGENCE FRANCE-PRESSE-
Lelaki 85 tahun itu menggunakan kunjungan itu untuk bertemu dengan pimpinan umat Islam dan Katolik di kawasan Teluk. Sebab, kawasan itu—meski mayoritas dihuni umat Muslim—sejatinya menjadi tempat pertemuan berbagai kaum migran dari berbagai negara. Juga berbagai agama.
Karena itu, yang hadir pada misa bersama Paus Fransiskus pun cukup banyak. Pada Sabtu, 5 November 2022, misalnya, misa dihadiri oleh 30 ribu umat. Dan mereka banyak yang menangis terharu karena bisa melihat pemimpin tertinggi umat Katolik itu.
Bahrain—yang punya hubungan diplomatik dengan Takhta Suci Vatikan sejak 2000 itu—dihuni sekitar 80 ribu umat Katolik. Sebagian besar berasal dari Filipina dan beberapa negara Asia lain.
SAMBUTAN SEORANG SAHABAT yang terasa pada pertemuan Paus Fransiskus (kiri) dengan Imam Besar Masjid Al-Azhar Sheikh Ahmed Al-Tayeb di dekat Istana Sakhir, Bahrain, 4 November 2022.-Vatican Media via AFP-
Menutup kunjungannya, Paus mengunjungi Gereja Hati Kudus di Manama. Itulah gereja tertua yang ada dikawasan Teluk. Tempat ibadah itu dibangun pada 1939. Di situ, Paus kembali mengajak umat Katolik untuk terus membangun dialog, tanpa lelah, dengan agama-agama lain.
’’Marilah menjadi penjaga dan pembangun kesatuan. Di masyarakat multiagama dan multikultural inilah kita mendapati diri kita,’’ kata Paus pertama yang mengunjungi Bahrain itu.
Kedatangan Paus juga dimanfaatkan oleh orang-orang yang keluarganya sedang menanti eksekusi mati di Bahrain. Mereka ingin bertemu dengan rohaniwan dari ordo Serikat Jesus (Jesuit) tersebut.
Menurut sejumlah pegiat hak asasi manusia, pemerintah Bahrain kerap mengeluarkan vonis mati lewat peradilannya. Dan katanya, vonis itu turun dalam pengadilan yang tidak adil.
Bahrain juga dituding melakukan diskriminasi kepada warga Syiah yang beroposisi pada pemerintah.
Paus sesungguhnya tidak mengeluarkan kalimat yang terlalu mencampuri urusan dalam negeri Bahrain. Namun, ia mengatakan bahwa hak hidup itu adalah milik setiap orang. ’’Hak itu harus dijaga, termasuk pada orang-orang yang sedang dihukum, bahwa nyawa mereka tidak boleh dicabut,’’ katanya dalam pidato, Kamis, 3 November 2022.