Mozaik Kasus Sekeluarga Tewas di Kalideres

Senin 14-11-2022,04:30 WIB
Reporter : Djono W. Oesman

Calkins merupakan guru besar Fakultas Psikologi University of North Carolina di Greensboro, Amerika Serikat (AS). Lalu, Keane ialah dosen psikologi di universitas tersebut. Mereka menyusun buku tersebut.

Mereka menyebut di buku itu, antisosial adalah suatu stereotipe karakter individu. Hasilnya berbentuk tindakan yang merugikan orang lain. 

Individu antisosial melanggar hak-hak dasar orang lain. Individu antisosial tidak punya empati sosial atau tidak mau tahu perasaan orang lain. Terpenting, keinginan si individu terpenuhi.

Bentuk perilaku antisosial, beragam. Tanpa sebab, menyerang orang secara disengaja. Permusuhan terselubung, juga terang-terangan.

Perilaku antisosial berkembang sejak masa kanak-kanak dalam keluarga. Itu terus-menerus memengaruhi temperamen anak, terkait kemampuan kognitif dan keterlibatan mereka dengan teman sebaya yang selalu negatif.

Dari paparan buku tersebut, jelas individu antisosial adalah negatif. Cenderung sakit jiwa. Bukan jenis orang yang enggan bergaul. Melainkan, lebih dekat ke kejahatan.

Beda kata ”lapar” dan ”kelaparan” di kasus ini jadi keluar konteks pertanyaan, mengapa sekeluarga itu mati dengan cara begitu? Bukan pembunuhan.

Kronologi penemuan mayat. Dimulai dari ketua RT setempat, Asiung. Ia didesak oleh tetangga korban yang rumahnya di sebelah kiri rumah korban, bernama Tio (58). Tio melapor ke Asiung Senin (7/11) bahwa ada bau busuk di rumah sebelahnya.

Tio kepada pers, Minggu, 13 November 2022, mengatakan, keluarga Rudyanto Gunawan tinggal di situ sejak 2002. ”Orang lama mereka. Cuma, orangnya sekeluarga juga pendiam. Juga, tak pernah keluar rumah.”

Tio: ”Dulu si Dian pernah main ke rumah saya ini. Main dengan anak saya. Kalau Lebaran Imlek, saya selalu datang ke rumah mereka, untuk sungkem kepada Pak Rudyanto. Tapi, sejak sekitar delapan tahun lalu, tidak pernah lagi. Sebab, rumahnya selalu tertutup.”

Sejak dua–tiga pekan lalu, Tio mencium bau busuk di sekitar rumahnya. Ia minta bantuan tukang untuk memeriksa plafon rumah, mungkin ada bangkai tikus atau kucing di sana. Tapi, tidak ditemukan bangkai binatang.

Tio: ”Bau busuk itu kadang muncul, kadang hilang sendiri. Mungkin tertiup angin. Sedangkan, rumah itu (rumah korban) selalu tertutup. Saya kira penghuninya sudah lama pindah.”

Senin, 7 November 2022, ada bau sangat menyengat. Tio pun lapor Ketua RT Asiung. Sedangkan, Asiung sibuk. Ia baru menanggapi setelah didesak warga pada Rabu sore, 9 November 2022. Ternyata, listrik rumah tersebut sudah diputus pihak PLN karena belum bayar.

Asiung: ”Saya minta ditemani perangkat wilayah, mendobrak pagar rumah itu. Setelah masuk pagar, saya lihat di jendela kaca, di dalam ada laki-laki duduk di lantai bersandar ke dinding. Kelihatannya sudah meninggal. Maka, saya telepon polisi.”

Tim polisi tiba, mendobrak rumah, masuk, mendapati empat jenazah. Di sekitar jenazah ada kamper. Sedangkan, hasil forensik, empat jenazah itu tidak meninggal bersamaan. Disimpulkan, yang mati duluan ditaburi kamper. Supaya tidak terlalu bau. Jenazah tanpa kamper adalah jenazah Budi. Diduga ia paling akhir meninggal.

Penghuni rumah tersebut, sesuai kartu keluarga, hanya empat orang itu. Sehingga tidak ada saksi. Juga, tidak ada kamera CCTV di sekitar rumah.

Kategori :