ANGKA itu bertambah terus. Dari 2 menjadi 17, naik jadi 56, melonjak jadi 162, hingga akhirnya berhenti di angka 268. Itulah jumlah korban tewas akibat gempa Cianjur yang dirilis pukul 17.00, Selasa, 22 November 2022, melalui kantor berita Agence France-Presse.
Tentu saja, angka itu masih belum benar-benar mandek. BNPB mengatakan bahwa masih ada 25 orang yang terkubur. Masih dicari.
Gempa berkekuatan 5,7 magnitude itu memang meninggalkan trauma. ’’Saudara saya baru saja mati 10 hari lalu. Sekarang, ada lagi yang mati,’’ seru Siti Rohmah. Dia menangis tak terkendali saat pemakaman Husein, 48, kakaknya.
Banyaknya korban itu tak terlepas dari karakter gempa. Pusatnya dangkal, hanya sekitar 10 kilometer dari permukaan tanah. Kejadiannya pun di darat. Tidak di laut. Maka, tanah berguncang hebat. Longsor terjadi di banyak tempat. Tindakan penyelamatan menjadi rumit.
’’Saya tidak tidur sejak kemarin. Saya harus terus mencari karena banyak korban belum ditemukan,’’ kata Dimas Reviansyah, 34, salah seorang anggota tim penyelamat. Ia bekerja dengan gergaji mesin dan ekskavator yang dikendalikan dengan berhati-hati.
Presiden Jokowi dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meninjau lokasi gempa. -AFP-
Kemarin, Presiden Joko Widodo juga mendatangi lokasi pengungsian. Ia menyatakan rasa dukanya. Juga memberikan bantuan berupa makanan pada korban yang ditampung di tenda darurat.
Gubernur Ridwan Kamil mengatakan bahwa 300 orang terluka. Jumlah pengungsi mencapai 13 ribu orang. Cukup banyak.
Dan bisa jadi, gempa serupa akan terjadi di masa depan. Sebab Indonesia memang terletak pada Cincin Api Pasifik, tempat pertemuan lempeng tektonik. (Doan Widhiandono)