Pembelian tersebut biasanya berbentuk donasi. Jadi, uang hasil penjualan diberikan petani. Kemudian, buah atau sayur itu diberikan kepada kampung prasejahtera.
Garda Pangan memang patut diacungi jempol. Mereka mampu mendongkrak penghasilan petani hingga makanan berpotensi terbuang jadi terselamatkan. Tentu, disalurkan kepada warga yang membutuhkan. Selain itu, relawan ikut mengurangi tumpukan sampah yang dapat mencemari lingkungan.
Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) menyoroti fenomena pemborosan pangan akibat menumpuknya jumlah sampah makanan. Itu sebagai persoalan penting yang harus segera diselesaikan.
Secara global, sekitar 1,3 miliar ton sampah makanan terbuang setiap tahun. Menurut data The Economist Intelligence Unit, Indonesia merupakan penyumbang sampah makanan terbesar kedua dunia.
”Kesadaran menghargai dan mengurangi sampah makanan memang harus dipupuk sejak dini. Tentunya itu tugas kita semua. Bukan hanya Garda Pangan,” kata Kevin.
Kegiatan mulia food bank itu mengingatkan kita akan pentingnya nasihat orang tua terdahulu. Ya, ketika makan harus habis tanpa sisa sedikit pun. Selain mengurangi sampah makanan, itu sebagai bentuk rasa syukur bahwa di luar sana kelaparan masih sulit teratasi. (*)