Wahana rekreasi ekstrem pertama di Surabaya itu berkonsep ala perkantoran. Ide awal muncul ketika sang pemilik Andy Pinaria melihat kota metropolitan punya beban mental tinggi. Orang-orang harus bisa sekadar have fun atau menyalurkan amarahnya sepulang kerja.
—
ADA tempat baru yang unik dan tak biasa. Apalagi untuk sekadar menyalurkan rasa penat dari rutinitas sehari-hari. Anda dengan bebas memukul barang sampai pecah berkeping-keping.
Hal tersebut bisa jadi solusi bagi mereka yang sedang dirundung masalah. Tentu tanpa harus menyakiti diri sendiri maupun orang lain.
Itulah pengalaman yang didapat ketika berkunjung ke Five to Nine Service. Semua kegalauan bisa diredam. Botol kaca, printer, dan TV tabung yang dapat dihunjam dengan tongkat bisbol atau palu godam. Tongkat dan palu sudah disediakan. Termasuk barang yang akan dirusak.
Wahana bersenang-senang tersebut terletak di Pasar Tunjungan. Tepatnya berada di bekas toko lama yang kini telah dirombak ulang. Di antara gerai tempat nongkrong anak muda itu, Five Nine Service terlihat berbeda dengan tampilannya yang klasik.
TV tabung salah satu yang favorit untuk dijadikan objek pelampiasan stres. -FOTO: David Ubaydulloh-Harian Disway-
Konsep yang dihadirkan bernuansa perkantoran Amerika Serikat tahun 90-an. Sang pemilik Andy Pinaria mengatakan sengaja mendesain seperti kantor lantaran ide awal stress relief itu memang diperuntukkan pengunjung sepulang bekerja.
”Sesuai namanya. Jadi, orang-orang di luar jam kerja bisa datang ke sini meluapkan semuanya. Marah, kesal, ataupun benci,” kata pria berkacamata tersebut kepada Harian Disway.
Dengan dominasi warna abu-abu, tempat tersebut diisi segala pernak-pernik perabotan kantor. Lengkap dengan loker dan meja resepsionis. Di bagian belakang, ada ruang khusus yang didesain kedap suara. Di ruang itulah tempat pengunjung bisa meluapkan rasa stresnya.
Sebelum masuk ruangan yang berukuran kurang lebih 4 x 3 meter itu, pengunjung harus memakai baju pelindung yang telah disediakan. Selain itu, ada helm keselamatan dan dua lapis sarung tangan agar terhindar dari serpihan.
Dengan satu kali ayunan tongkat besi, botol kaca itu hancur berkeping-keping. Beda halnya kalau televisi atau printer yang jadi mangsa. Setidaknya butuh 20 kali ayunan untuk meluluhlantakkan.
Andy memilih barang-barang itu karena dirasa gampang dijangkau dan bisa kembali didaur ulang.
”Sementara ini dulu, mungkin kami akan tambah item lagi. Orang-orang sudah mulai aneh-aneh permintaannya. Ada yang minta kulkas juga,” ungkap pria hobi fotografi itu.
Dengan membayar Rp 100 ribu, pengunjung mendapatkan 10 botol kaca yang bisa dihancurkan dalam durasi 30 menit. Bila ingin menghancurkan TV tabung atau printer, para pengunjung membayar hingga Rp 250 ribu.