SURABAYA, HARIAN DISWAY - Perkumpulan Sepak Bola Amputasi Surabaya (Persas) belum setahun berdiri. Namun, mereka sudah mencetak sejarah masuk final Piala Menpora 2022. Namun, Khusnul dkk harus mengakui keunggulan tim Persaj Jakarta.
“Saya dengar mereka dapat Rp 2 miliar dari APBD Pemprov DKI. Harapan kami dapat dukungan yang sama,” ujar Sekretaris Persas Abdul Syakur, Selasa, 29 November 2022. Ia menyampaikan keluhan itu setelah memberi tahu bahwa Persas jadi Runner-up Piala Menpora 2022.
Persas sudah mendatangi Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga serta Pariwisata Surabaya. Sayang, mereka tak bisa mendapatkan dukungan dari APBD.
Semua anggaran Pemkot harus direncanakan setahun sebelumnya. Sedangkan APBD 2023 sudah digedok bertepatan di Hari Pahlawan 10 November lalu.
“Tapi kami berterima kasih karena pejabat dispora patungan untuk kami. Mereka juga menyarankan agar kami berkomunikasi dengan dispora Jatim, terutama untuk kompetisi nasional,” lanjut Syakur.
Sepak bola amputasi Indonesia memang punya kendala dana. Maklum, banyak klub yang baru terbentuk tahun ini.
Piala Menpora 2022 Amputee Football adalah kejuaraan sepak bola amputasi tingkat nasional pertama yang digelar pemerintah. Sepak bola satu kaki tersebut memang booming setahun belakangan.
Persas baru terbentuk 25 Februari 2022 dari obrolan sambil ngopi. Latihan perdana digelar 3 Maret 2022. Cuma tujuh orang yang ikut.
Kini Persas sudah punya 20 pemain. 14 di antaranya dikirim ke Jakarta. Sang kapten yang membela Timnas Indonesia, Khusnul Yakin ikut berangkat. “Cuma mainnya enggak dipaksakan, karena masih pemulihan lutut,” imbuh pria yang juga Ketua Umum Disable Motor Indonesia (DMI) Jatim itu.
Harian Disway menghubungi Khusnul secara terpisah kemarin sore. Rupanya cedera lutut yang dialami saat ikut TC Timnas Oktober lalu belum sembuh total. Otot tendon dan pengapuran di lutut kaki kirinya kalau dipaksakan bisa makin parah.
Dua hari sebelum berangkat ke Jakarta seluruh pemain lakukan cek medis di RSUD dr Soetomo. Saat itu tim medis menemukan kendala pada kaki kirinya. “Cairan di lutut sempat disedot. Disarankan enggak boleh main juga,” ujar lelaki yang juga Bonek Wonokromo itu.
Pemain Persatuan Sepakbola Amputasi Surabaya.-Dokumentasi Persas-
Di partai final ia sempat main sebentar. Sayang, Persas kalah 7-1 atas Persaj. “Maklum mayoritas pemain timnas ada di sana,” imbuhnya.
Khusnul berharap Persas bisa mengangkat piala selanjutnya. Ia mengajak teman-teman senasib untuk bergabung di Persas. Ia percaya banyak talenta tersembunyi yang dimiliki Surabaya.
“Kami bukan sekedar klub tapi wadah berkumpul, bertukar pikiran, dan berkreasi. Piala hanya bonus,” ujar pria 31 tahun itu. (Yusuf Dwi)