Selamat Datang Rupiah Digital

Kamis 01-12-2022,04:14 WIB
Reporter : Michael Fredy Yacob
Editor : Tomy C. Gutomo

JAKARTA, HARIAN DISWAY - Begitu cryptocurrency marak di dunia, sejumlah negara mulai ancang-ancang membentengi mata uang mereka dengan menerbitkan uang digital. Tiongkok sudah memulai dengan menerbitkan Digital Renminbi (e-RMB). Hasilnya cukup sukses. Sejak diluncurkan Bank Sentral Tiongkok (PBOC), nilai transaksinya mencapai RMB 83 miliar atau sekitar 184,3 triliun per Juni 2022.

Negara lain yang tengah bersiap meluncurkan uang digital antara lain Brasil, Nigeria, Rusia, India, dan Amerika Serikat. Indonesia sudah memulai langkah ke sana. Setidaknya Bank Indonesia (BI) sudah meluncurkan white paper Central Bank Digital Currency (CBDC). Nantinya disebut Rupiah Digital. Peluncuran itu dilakukan di acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia yang dihadiri oleh Presiden Jokowi di Jakarta Convention Center, Rabu, 30 November 2022. 


DIGITAL Renminbi atau Digital Yuan sudah berlaku di Tiongkok meskipun masih terbatas penggunaannya.-Twitter/@lingzh1220-

Rupiah Digital itu dikembangkan dalam tiga tahapan. Pertama, pengembangan segmen wholesale dengan model bisnis penerbitan dan transfer antar bank dengan digital rupiah. Lalu, akan diperluas dengan bisnis operasi moneter dan pasar uang.

Tahapan akhir BI akan mengembangkan integrasi rupiah digital pada segmen wholesale rupiah dengan ritel secara end-to-end. “Kami menamakan ini proyek Garuda,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo.

Rupiah Digital inilah yang akan bertugas menyelamatkan marwah mata uang rupiah menghadapi gempuran cryptocurrency. Berkembangnya cryptocurrency membuat orang bisa berbisnis tanpa menggunakan mata uang resmi dari suatu negara. Tapi menggunakan mata uang digital atau aset kripto yang disepakati di antara mereka yang bertransaksi.   

Tesla misalnya telah menerima pembayaran dengan bitcoin. Nilai mata uang dari sebuah negara bisa tidak ada artinya lagi bila tidak segera diantisipasi. Nantinya, Rupiah Digital berfungsi sebagai alat tukar, penyimpanan nilai dan satuan hitung, serta jangkar moneter bagi uang digital lainnya di Indonesia. Keunggulan Rupiah Digital dibandingkan dengan mata uang digital lainnya adalah memiliki payung hukum yang kuat. Sehingga keamanan uang digitalnya dijamin oleh negara.

Pakar Ekonomi Universitas Airlangga Akhmad Jayadi berharap BI punya strategi yang matang untuk memopulerkan Rupiah Digital itu. Penentuan harga di awal sangat menentukan minat dari masyarakat untuk memiliki Rupiah Digital.

Selain itu, kata Jayadi, perlu dilakukan kerja sama dengan marketplace dan pelaku usaha lainnya. Harus diupayakan agar ada opsi pembayaran menggunakan Rupiah Digital di marketplace atau di lini bisnis lain.  ”Ya, tinggal bagaimana BI meyakinkan para pengusaha untuk menggunakan Rupiah Digital itu. Sehingga, minat masyarakat untuk membeli Rupiah Digital ini tinggi,” katanya.

Yang perlu dipahami, Rupiah Digital ini berbeda dengan uang elektronik seperti Dana, Gopay, Ovo, dan sebagainya. Uang elektronik atau dompet elektronik (e-wallet) hanya wadah untuk menyimpan uang kartal dalam bentuk elektronik. Sedangkan Rupiah Digital ini mata uang baru versi digital. 

Keberhasilan memopulerkan Rupiah Digital ini akan berdampak pada tingginya minat masyarakat untuk memiliki. Jayadi mengambil contoh setelah Tesla menerima transaksi menggunakan bitcoin, harga mata uang kripto itu langsung melambung. 

“Ada juga mata uang digital Qatar. Untuk melakukan investasi di negara tersebut, harus menggunakan mata uang itu. Akhirnya, nilainya pun melambung tinggi. Dan selalu berada pada posisi terbaiknya,” ungkap Jayadi.

Jayadi berharap Rupiah Digital seperti Tether, salah satu mata uang kripto berbasis token. Mata uang itu tidak bisa digunakan untuk membeli apapun. Sehingga, hanya bisa digunakan untuk investasi. Akhirnya berdampak pada harga mata uang virtual itu.

Karena itu, ia meminta pemerintah bisa lebih mempertimbangkan strategi marketing Rupiah Digital. Misalnya saja, Rupiah Digital itu menjadi pembayaran utama untuk keberangkatan haji.

Bisa juga menjadi alat pembayaran wajib untuk ekspor dari Indonesia. ”Jika itu dilakukan, pastinya Rupiah Digital akan naik. Karena semua orang harus membeli Digital Rupiah. Banyak transaksi yang menggunakan uang tersebut,” bebernya.

Kategori :