Jean-Luc Oudkerk Pool. Nama itu didapat dari ayah angkatnya, Menno Oudkerk Pool. Juga, kakek dan buyut angkatnya yang merupakan veteran Koninklijk Nederlands-Indische Leger (KNIL).
--
” Someday i will change my name (Suatu hari aku akan mengubah namaku, Red),” ujar Jean-Luc. Nama itu begitu kuno. Sangat Belanda jadul. Pelafalannya pun agak susah. Namun, bukan itu yang membuatnya ingin mengubah nama. Ada hal mendalam yang membuat Jean ingin membersihkan diri dari Belanda. Kakek dan buyut angkatnya adalah tentara Belanda yang pernah ditugaskan di Indonesia. Mereka bergabung di angkatan Tentara Kerajaan Hindia Belanda atau Koninklijke Nederlands-Indische Leger (KNIL). Angkatan perang kolonial Hindia-Belanda yang dianggap pahlawan di negara asalnya. Tapi, tidak di Indonesia. KNIL memiliki unit angkatan udaranya sendiri yang bernama Militaire Luchtvaart van het Koninklijk Nederlands-Indisch Leger dan beberapa elemen Angkatan Laut Kerajaan Belanda juga ditempatkan di Hindia Belanda. Banyak anggota KNIL dari non-Belanda. Beberapa berasal dari orang lokal serta orang-orang Afrika dari Guinea Belanda. Alias Londo Ireng. Bukan bermaksud rasis, tetapi begitulah mereka menyebutnya.PENINGGALAN KNIL Belanda milik kakek dan buyut angkat Jean-Luc diserahkan ke pendiri Roode Brug Soerabaia Ady Setiawan.-David Ubaydullah/Harian Disway- Banyak kisah kekejaman KNIL. Salah satu yang paling mengerikan adalah tragedi Westerling di Sulawesi Selatan. Operasi militer digelar di setiap desa. KNIL menembaki rakyat sipil yang dianggap sebagai teroris, penjahat, dan pemberontak. Dalam kurun waktu setahun, mereka membantai 40 ribu rakyat merdeka di sana. Puncaknya terjadi pada tanggal 11 Desember 1947. Untuk mengenang hal tersebut, rakyat Sulawesi Selatan selalu mengibarkan bendera setengah tiang. Itu dilakukan untuk memperingati kejadian tersebut. Jean tak mau nama itu menghantuinya seumur hidup. Setahun terakhir, ia tersadar bahwa ia tak seharusnya tinggal dan mencari makan di Belanda. Namun, upaya mengubah nama rupanya tidak mudah. Ia harus melewati berbagai prosedur dan birokrasi. Ternyata, harganya pun mahal.
SISI KREATIF anak adopsi diekspresikan Jean-Luc sebagai DJ.-Dok Jean-Luc- Dalam perspektif orang Belanda, mengubah nama belakang dianggap tindakan kurang ajar dan konyol. Mengubah nama depan dianggap wajar, tapi tidak dengan nama keluarga. Masalahnya, Jean merasa dirinya bukan milik keluarga Oudkerk Pool. Ia tahu bahwa ayahnya mengarang cerita bahwa dirinya adalah anak kandung dari hubungan gelap dengan perempuan asal Bandung. Kementerian Kehakiman Belanda tak serta-merta mengabulkan hal tersebut. Alasannya harus kuat. Ada satu kasus yang dikabulkan. Yakni, seorang ahli bedah yang merasa risi dengan nama keluarganya, Slager alias tukang daging. Pengadilan mengabulkan perubahan nama karena hal itu menghalangi aktivitasnya. Sebenarnya alasan Jean-Luc sangat kuat. Namun, ia tentu perlu waktu, tenaga, dan perencanaan yang matang untuk melakukan hal itu. Jika ia memutuskan untuk mengubah namanya, fokusnya bisa tersedot ke sana. Jadi, Jean masih menunggu momentum.
BERTEMU KEPONAKAN saat pencarian orang tua kandung November 2022. Jean-Luc mulai mempelajari keluarga kandung dan tanah kelahirannya. -Dok Jean-Luc- Rencana lainnya adalah pindah ke Indonesia. Jean sudah tidak kerasan di Belanda. Ia sudah menemukan keluarga kandung yang sangat menyayanginya. ” I feel safe around them (Aku merasa aman di sekitar mereka, Red),” ungkap Jean. Jean memiliki keluarga di Bandung dan Bogor. Dan banyak keluarga yang belum bisa ditemui. Ia ingin menemui mereka semua. Satu hal yang ia rasakan ketika berkumpul dengan keluarga kandung: semuanya siap membantu Jean. Perasaan itu tak mungkin ia temukan di Belanda. (Salman Muhiddin) Apakah Kamu Mau Adik Perempuan ? BACA BESOK!