Sebenarnya, transaksi model begitu sudah banyak. Sangat banyak. Orang tua pada anak. Suami terhadap isteri. Bahkan, pejabat beli barang memakai nama staf. Tujuannya, bisa ditafsirkan aneka ragam.
Tapi, yang terungkap di pengadilan, ya di perkara Sambo ini.
Persidangan perkara pembunuhan Brigadir Yosua ini merembet ke masalah uang. Di sidang sebelumnya, heboh soal pengungkapan rekening bank Yosua senilai Rp 99,99 triliun. Angka fantastis.
PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan) meminta penyedia jasa keuangan (bank) menghentikan transaksi atas pendebetan atau penarikan uang terhadap rekening Brigadir Yosua (NY) pada 18 Agustus 2022. Karena diduga ada tindak pidana. Atau mencurigakan.
Yosua dibunuh Jumat, 8 Juli 2022. Atau, itu terjadi setelah lebih dari sebulan tewasnya Yosua.
Berita Acara Penghentian Sementara Transaksi tertanggal 18 Agustus 2022, ditandatangani Anita Amalia Dwi Agustine, Asisten PNC BNI sekaligus saksi dari BNI dalam kasus Brigadir Yosua.
Beberapa bulan kemudian penghentian (blokir) rekening Yosua itu beredar ke publik. Bersamaan dengan beredarnya saldo Rp 99,99 triliun.
Soal ini, PPATK dalam siaran pers, Jumat (2/11) menyatakan:
"Dalam proses penghentian sementara transaksi, nilai nominal tertinggi pembekuan yang bisa dilakukan oleh pihak bank terhadap rekening yang dibekukan, tidak dapat ditafsirkan sebagai nilai saldo dalam rekening tersebut."
Maksudnya Rp 99,99 triliun itu tidak dapat ditafsirkan sebagai nilai saldo dalam rekening Yosua di BNI.
Itu sudah ditanggapi Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo kepada pers, Jumat (25/11) mengatakan:
"Dokumen tersebut merupakan dokumen berita acara penghentian sementara transaksi bank yang harus dibuat sesuai dengan yang disyaratkan maupun dalam format berdasarkan Peraturan PPATK nomor 18 Tahun 2017."
Penyebutan nilai nominal dalam format berita acara tersebut (Rp 99,99 triliun) merupakan nilai pemblokiran, atau penghentian sementara transaksi dengan nominal angka maksimum. Itu nominal angka maksimum transaksi di dalam sistem.
Dengan kata lain, nominal tersebut bukanlah transaksi, maupun saldo rekening Brigadir Yoshua.
Cuma, tidak dijelaskan deskripsi kata 'mencurigakan' yang membuat rekening tersebut diblokir.
Pengadilan pembunuhannya berjalan sesuai prosedur. Masih dalam tahap pemeriksaan saksi-saksi.(*)