VATIKAN, HARIAN DISWAY - Puluhan ribu orang memadati Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Kamis, 5 Januari 2023. Mereka mengikuti upacara yang sangat langka: pemakaman seorang mantan Paus yang dipimpin oleh Paus yang sedang menjabat.
Paus Benediktus XVI memang membuat sejarah pada 2013. Ia mengundurkan diri. Ini Paus pertama yang meletakkan jabatan dalam enam abad terakhir. Karena itu, di Vatikan pun tercipta sejarah baru. Ada dua Paus yang sama-sama masih hidup. Yang satu aktif, satu lagi berstatus emeritus. Sebelum itu, Paus menjabat seumur hidup. Setelah Paus meninggal dan dimakamkan, barulah Vatikan melakukan pemilihan Paus baru. Karena itu, upacara pemakaman tidak pernah dipimpin oleh seorang Paus. Paus terakhir yang memimpin pemakaman pendahulunya adalah Paus Pius XVII. Pada 1802, Paus Pius VII memimpin misa pemakaman Paus Pius VI. Paus Pius VI meninggal pada 1799 saat menjadi tahanan Prancis. Ia dikuburkan di Valence. Nah, Paus Pius VII lantas minta makam itu dibuka kembali agar bisa diadakan misa pemakaman yang layak di Basilika Santo Petrus.PENGHORMATAN Paus Fransiskus kepada mendiang Paus Emeritus Benediktus XVI yang sudah berada di dalam peti.-FILIPPO MONTEFORTE-AFP- Tetapi, orang-orang yang datang ke Lapangan Santo Petrus kemarin bukan karena tertarik dengan kelangkaan upacaranya. Mereka benar-benar kehilangan. Ingin memberikan penghormatan terakhir kepada mendiang pemimpin rohaninya. Menurut kepolisian Italia, tidak kurang dari 50 ribu orang memenuhi Lapangan Santo Petrus. Beberapa di antara mereka bahkan sudah tiba sejak sebelum fajar. Saat kabut musim dingin masih membekap kota tersebut. Sedangkan pada 2-5 Januari 2023, saat jenazah mendiang disemayamkan di Basilika Santo Petrus, tak kurang dari 159 ribu orang yang datang memberi hormat. ’’Mendiang sudah seperti ayah saya. Jadi, saya harus datang memberi hormat,’’ kata Cristina Grisanti, warga Milan yang berumur 59 tahun. Dia memandang Paus Benediktus XVI sebagai orang yang murni, apa adanya, dan baik hati. Peziarah dari Jerman juga menyemut di lapangan. Banyak di antara mereka yang mengenakan lederhosen , baju khas Jerman, dengan celana pendek dan tali bahu itu. ’’Kami berutang banyak pada mendiang. Kami ingin tunjukkan bahwa kami selalu mendukung beliau,’’ kata Benedikt Rothweiler, 34, peziarah dari Aachen. ’’Mendiang selalu menerima apa yang digariskan Tuhan. Ini contoh yang baik bagi kita, umat manusia,’’ katanya seperti dikutip Agence France-Presse .
USKUP AGUNG Georg Gaenswein meneken dokumen resmi tentang meninggalnya Paus Emeritus Benediktus XVI saat penutupan peti mati di Basilika Santo Petrus, Vatikan, 5 Januari 2023.-VATICAN MEDIA VIA AFP- Sebelumnya, dalam sebuah upacara privat, tubuh Benediktus XVI dimasukkan dalam sebuah peti yang diikat pita merah. Peti itu lantas dimasukkan ke peti lain dari seng. Lalu dimasukkan lagi dalam peti mati kayu nan sederhana. Di dalamnya juga ada koin dan medali yang menjadi penanda kekuasaan Paus Benediktus XVI. Ada juga teks yang mengabadikan masa kepemimpinannya. Semuanya ditaruh dalam silinder metal yang disegel. Joseph Ratzinger, nama asli Benediktus XVI memang sudah tidak lagi menjadi kepala negara selama 10 tahun lebih. Tetapi, para pemimpin dunia hadir di antara pelayat. Namun, delegasi resmi hanya dua. Dari Jerman dan Italia. Yakni, Kanselir Jerman Olaf Scholz dan PM Italia Giorgina Meloni. Pemimpin negara yang lain memang datang. Tetapi sebagai pribadi. Tidak dianggap sebagai delegasi resmi negara. Mereka adalah keluarga kerajaan Belgia dan Spanyol. Juga presiden Lithuania, Polandia, Portugal, Hungaria, Slovenia, dan Togo. Juga PM Republik Ceko, Gabon, dan Slovakia. (Doan Widhiandono)
WAJAH MENDIANG Paus Emeritus Benediktus XVI ditutupi kain sebelum peti matinya ditutup untuk selamanya.-VATICAN MEDIA VIA AFP-