Pertemuan Jokowi dan Surya Paloh Bahas Anies?

Senin 30-01-2023,06:08 WIB
Reporter : Mohamad Nur Khotib
Editor : Tomy C. Gutomo

JAKARTA, HARIAN DISWAY - Pertemuan Presiden Jokowi dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh membuat penasaran banyak pihak.  Presiden Joko Widodo enggan bicara banyak saat ditanya soal pertemuannya di Istana Negara pada Kamis sore, 26 Januari 2023 lalu. 

“Biasa-biasa saja. Mau tahu saja,” ucap Jokowi kepada awak media di Gedung Sarinah, Jakarta Pusat, Minggu, 29 Januari 2023. Jokowi tidak mau membeber secara rinci isi pertemuan tersebut. Namun, justru mendapat respons dari banyak pengamat politik.

Bahkan mengerucut pada satu kesimpulan. Bahwa perbincangan keduanya menyangkut pengusungan Anies Baswedan sebagai calon presiden di Pemilu 2024 nanti. “Dampak negatif pencapresan Anies Baswedan membuat Nasdem dilematis,” ungkap Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs A. Khoirul Umam.

BACA JUGA:Demokrat Persilakan Anies Tentukan Sendiri Cawapres

Termasuk saat Nasdem menjadi tamu pertama di Sekretariat Bersama (Sekber) Partai Gerindra dan PKB. Lawatan itu mengindikasikan bahwa NasDem tengah berdialektika dengan dirinya sendiri. Sebab, kata Umam, pencapresan Anies punya efek ganda.

Pertama, memberi ceruk pemilih baru bagi Nasdem. Kedua, Nasdem terpaksa harus menghadapi berbagai hantaman politik dari para mitra koalisi. Mulai dari PDIP maupun PAN selaku partai yang baru saja ikut nimbrung di pemerintahan. 

Tak hanya itu. NasDem juga tengah di posisi terancam. Ini terkait pengurangan jatah kursi menteri melalui reshuffle kabinet. Tentu saja membayangi Menkominfo Johnny G. Plate yang juga sekjen Partai NasDem. 

“Jadi, pertemuan Surya Paloh dengan Presiden Jokowi kemarin bisa dihitung sebagai upaya untuk memperjelas, mengklarifikasi, sekaligus menetralkan ancaman-ancaman,” lanjut dosen Ilmu Politik & International Studies di Universitas Paramadina itu.

Namun demikian, pertemuan itu merupakan langkah maju. Mengingat kebuntuan komunikasi di antara keduanya berlangsung selama tiga bulan terakhir. Menurutnya, pertemuan Paloh-Jokowi seharusnya menjadi kesempatan klarifikasi atas pengambilan keputusan pencapresan Anies. 

“Jika Paloh bisa mengomunikasikan dengan baik, tentu Jokowi bisa menerima dengan baik,” ucap Umam. Syukur-syukur bisa meyakinkan Jokowi untuk bersikap adil. Dengan berdiri sama tinggi di antara para capres-capres yang akan berlaga di Pemilu 2024. Termasuk yang akan dijagokan oleh PDIP. 

Itu sangat memungkinkan. Apalagi Paloh merupakan salah satu tokoh kunci yang ikut mendorong pencapresan Jokowi di dua kali pemilihan presiden. “Jika dilihat secara fair, di mata pemerintahan Jokowi, derajat politik Paloh lebih tinggi daripada pendatang-pendatang baru seperti Gerindra dan PAN.” tandas Umam. (*)

 

Kategori :