Ia menyertakan Tiga Tahun Masa Paceklik edisi 1-3. Dengan media oil dan acrylic on canvas, ia membuat serial kejadian yang mendeskripsikan hadis Rasulullah SAW. Menggambarkan dengan detail bagaimana sebelum keluarnya Dajjal ada tempo waktu tiga tahun yang sangat sulit.
”Tentang manusia yang ditimpa kelaparan. Lalu bagaimana Allah menahan 2/3 hujan dalam karya kedua. Hingga Allah memerintahkan kepada langit untuk menahan semua air hujannya dalam karya ketiga,” ujar perupa kelahiran Tulungagung, 26 Maret 1980 itu.
Sementara Rudi menyenggol situasi politik mendatang dalam Menuju 2024. Tentang orang-orang yang ingin memimpin tapi tak punya keterampilan dan hanya bermodal kekayaan.
Menjadikan dirinya sebagai model dalam empat lukisannya, Rudi Susanto menyinggung berbagai hal.--
Berjudul Rahasia Kehidupan, ia menyinggung tentang kita yang hanya bisa memutuskan tapi tak bisa menentukan nasib dan takdir. Berjudul Setengah, ada peringatan untuk jangan melihat dan menilai sesuatu dengan separo mata.
Sementara dalam Introspeksi, pelukis kelahiran 25 Maret 1970 itu menyorot pentingnya bertanya pada diri sendiri tentang siapa kita sebenarnya. ”Agar kritikan itu enggak menyinggung siapa-siapa, saya mengambil model saya sendiri,” katanya.
Senada dengan empat perupa Tulungagung, Rudi mengakui bahwa Yogyakarta tampatnya sejumlah orang seni rupa yang asyik diajak diskusi. ”Kami semua yang otodidak ini, semangat. Pameran di Miracle, makin menumbuhkan minat untuk lebih giat berkarya lebih baik,” tegasnya. (Heti Palestina Yunani)