BATU, HARIAN DISWAY - Di sudut alun-alun Kota Batu ada sosok pocong yang mencuri perhatian banyak orang. Ia ada tepat di sisi timur alun-alun. Di bawah rindangnya pohon palem. Sosoknya terbungkus kain putih. Pemerannya adalah Adi Cahyono.
Benar, memang pocong. Tapi bukan makhluk halus dari orang mati yang bangkit dari kubur. Namun, pocong yang diperankan oleh seseorang. Sebagai pocong jadi-jadian, Adi selalu menyapa dengan ramah para pengunjung alun-alun. Beberapa di antara mereka antusias ingin bercengkerama. Bahkan berswafoto bersama sosok tersebut.
Adi sudah bekerja selama satu tahun menjadi cosplay pocong di alun-alun. Menjadi bagian kumpulan badut dengan berbagai kostum unik di sekitar alun-alun. Ia bukan badut liar yang asal mangkal. Semua, termasuk Adi, mengantongi izin dari pemerintahan Kota Batu. Agar bisa ngamen menghibur pun menjadi objek foto para pengunjung alun-alun. Selain izin, kumpulan badut itu tergabung dalam satu wadah yakni Komunitas Badut Alun-Alun Batu.
Pemuda 20 tahun tersebut menjelma menjadi pocong jadi-jadian dari pukul satu siang hingga lima sore. Para wisatawan bebas mengajak foto dengan atau tanpa membayar. “Tidak ada patokan tarif. Pengunjung boleh ngasih seikhlasnya. Jika mau. Kalau enggak juga enggak apa-apa,” ucapnya.
Dalam sehari, bayaran Adi tidak tentu. Tergantung pasang surutnya pengunjung. Yang jelas Adi bukan pemilik usaha. Ia hanya pegawai dari pemilik jasa. "Aku cuma ikut orang. Usaha ini milik istri teman saya yang sudah meninggal," katanya.
"Makanya kalau siang sampai sore aku yang mangkal. Sore sampai malam gantian dengan juragan pemilik usaha jasa ini. Pembagian hasilnya 50-50 dari uang yang didapat per hari. Kadang aku dikasih bonus Rp 30 ribu kalau dapat banyak. Kadang uang makan dan minum,” tuturnya.
Adi mengaku pernah mendapatkan uang terbanyak. Sebanyak Rp 2 juta dalam sehari. Angka itu sedikit lagi menyentuh angka Upah Minimum Regional Kota Batu. Namun, pencapaian per hari dua juta tersebut susah terulang. Malah Adi pernah hanya mendapatkan dua ribu rupiah dalam sehari. “Tahu sendiri alun-alun enggak setiap hari ramai,” papar pemuda lulusan SMP itu. (*)
Baca selanjutnya, alasan Adi Cahyono menjadi cosplay pocong...