Regenerasi Dosen di PTN

Rabu 01-03-2023,09:04 WIB
Oleh: Dwi Setyawan-Bagong Suyanto

Investasi

Untuk dapat menjaring lulusan PT yang berhasrat menjadi dosen baru, harus diakui bukan hal yang mudah. Para lulusan S-2 dan S-3 PT tentu akan mengalkulasi apa untung ruginya jika memilih profesi sebagai pendidik di tanah air. Dalam hal ini, ada beberapa hal yang dilakukan PT untuk dapat menjaring lulusan terbaik bersedia menjadi dosen.

Pertama, di sejumlah PTN, termasuk di Universitas Airlangga, salah satu upaya yang dilakukan agar dosen baru mendapatkan kesejahteraan yang lebih baik adalah pemberlakuan program pemberian tunjangan serdos (sertifikasi dosen) –terutama ketika mereka belum mendapatkan tunjangan itu dari pemerintah. Dengan diberi tunjangan serdos internal itu, para dosen baru akan mendapatkan tambahan gaji yang lumayan, yang memungkinkan mereka bisa memperoleh gaji minimal Rp 6 juta per bulan.

Kedua, dengan mengembangkan program investasi bagi lulusan PT sejak dini. Disadari bahwa memperoleh lulusan PT jenjang S-2 dan S-3 yang bersedia menjadi dosen sungguh tidak mudah. Untuk itu, investasi bagi PT agar dapat memperoleh lulusan terbaik yang bersedia menjadi dosen perlu dilakukan sejak dini. Lulusan S-1 yang termasuk unggulan harus dirawat. Di lingkungan Universitas Airlangga, misalnya, lulusan terbaik program S-1 yang tidak mampu secara ekonomis akan ditawari program beasiswa agar dapat melanjutkan S-2 dan S-3.

Sudah barang tentu, program beasiswa yang ditawarkan tidak bebas. Lulusan S-1 PT yang menerima beasiswa itu harus mengikat komitmen bersedia menjadi dosen tatkala sudah lulus. Dengan cara itu, harapannya adalah lulusan terbaik di jenjang S-1 tidak lepas dan mencari pekerjaan di luar PTN tempat mereka kuliah. Program tersebut, meski menyebabkan PT harus mengeluarkan sejumlah dana untuk memberikan beasiswa bagi lulusan S-1 terbaiknya, dalam jangka menengah sangat bermanfaat karena berhasil mengikat alumni terbaiknya agar bersedia menjadi dosen.

Di tengah perkembangan masyarakat digital yang menawarkan berbagai peluang baru dalam kerja, menjadi dosen harus diakui tidak lagi terlalu menjanjikan secara ekonomis. Tetapi, sebagai sebuah profesi, menjadi dosen sesungguhnya adalah soal panggilan hati sekaligus masa depan yang cerah. Pimpinan PT yang menghargai sumber daya manusia yang dimilikinya niscaya akan mendapatkan dukungan dan hasil kinerja dosen yang berkualitas. (*) 

Dwi Setyawan, Dekan Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin Universitas Airlangga

 

Bagong Suyanto, Dekan FISIP Universitas Airlangga

 

Kategori :