Bikin Bangga! Kiprah Seniman Istana Karya Difable di Panggung Hari Musik Nasional Surabaya

Jumat 10-03-2023,09:49 WIB
Reporter : Hendrina Ramadhanti
Editor : Salman Muhiddin

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Sore itu, dentuman suara musik terdengar menggema hampir ke setiap sudut Gedung Cak Durasim. Menandakan parade musik anak dan disabilitas , 9 Maret 2023. Tepat di Hari Musik Nasional.

 

"Saya memang suka banget sama seni. Apalagi musik, tari. Lihat, itu di sana, benar-benar membanggakan!" Ujar Heri Prasetyo (alias Heri Lentho), selaku koordinator acara, sambil tersenyum lebar melihat penampilan paduan suara dari Higayoon Singer.

 


Heri Lentho Swafoto Dengan Padus Higayoon Singer-Haikal Ismail-

 

Parade musik anak dan disabilitas Indonesia jadi salah satu sesi pembeda pada puncak peringatan Hari Musik Nasional. Menurut Heri, mengundang musisi kawakan sudah biasa. Tapi memberi ruang untuk anak-anak difable berkreasi, jauh lebih spesial.

 

"Indonesia ini gawat lagu anak-anak. Sedikit sekali! Bertepatan juga dengan programnya Kemendikbud, akhirnya kita kolaborasi bersama. Sementara anak anak disabilitas ini, kita ajak, memberikan mereka ruang untuk unjuk karya dan bakat mereka pada masyarakat," jelas Heri.

 

Acara yang diselenggarakan oleh Komunitas Jatiswara Indonesia dan Kemendikbud itu menjadi salah satu acara pendukung program GSMS (Gerakan Seni Masuk Sekolah). Gerakan tersebut mendukung kesenian untuk terus berkembang dalam pendidikan anak Indonesia. Karena seni, menjadi medium untuk anak-anak menunjukkan bakat kreatifitasnya.

 

Suasana haru dan bangga sudah sangat dirasa oleh para penonton begitu parade dibuka dengan penampilan Dewa, penyanyi solo tuna netra, dari Istana Karya Difabel (IKD) Surabaya.

 

Dewa sukses menyanyikan lagu Ojo Dibanding-Bandingke' dengan percaya diri. Kemudian disusul penampilan paduan suara dan juga band mereka yang pernah menyabet gelar juara 1 dari Wali Kota Surabaya untuk kategori musik indie 10 November.

 

"Alhamdulillah, seneng banget anak-anak bisa tampil disini bersama musisi normal lainnya. Akhirnya kerja keras mereka terbayar. Kita ingin menunjukkan kalau mereka juga sama seperti musisi dan seniman lainnya. Bisa melukis, menari, menyanyi, sama seperti orang normal lainnya," antusias Andi Setiawan, pendiri IKD, saat menceritakan perasaannya melihat anak didiknya tampil di atas panggung.

 


Tegar Duet Menyanyi Dengan Reva (Tuna Netra)-Haikal Ismail-

 


Lukisan Anak-Anak IKD-Fara Adriani untuk Harian Disway-

 

Selain dari IKD, ada juga penampilan dari Tegar dan Reva, ZR Dance, Padus dan Band SMP 37 Surabaya, Lab. Tari Remo Surabaya, Higayoon singer, dan masih banyak lagi.

 


Heri Lentho Bersama Penari dari Lab. Tari Remo Surabaya-Haikal Ismail-

 

Parade musik yang diakhiri dengan pertunjukan daol khas Madura itu sangat memuaskan Heri. Sebagai salah satu seniman kondang Jawa Timur, ia sangat bangga atas terselenggaranya acara peringatan musik nasional hari ini.

 

Heri, dengan binar di matanya mengatakan penuh antusias, "Saya memang antusias banget! Persiapannya sekitar 4 bulanan, dan bener bener sesuai ekspektasi. Ini pertama kalinya, ada sesi nyanyi Indonesia Raya bareng-bareng (di hari musik nasional) pagi tadi, pas acara diskusi juga banyak ide dan saran yang keluar, bahkan sampe drama musikal nanti saya yakin gak mengecewakan," (Hendrina Ramadhanti)

Kategori :