SURABAYA, DISWAY - SKUAD Persebaya musim depan sudah mendekati lengkap. Gabungnya Salman Alfarid, bek kiri dari Persija, memastikan semua posisi sudah terisi.
Memang, masih ada beberapa lagi pemain yang dibutuhkan. Entah sebagai pelapis atau pemain utama. Termasuk di bek kiri. Namun, kabarnya semua itu akan dilakukan sambal jalan.
Yang pasti, wajah Persebaya musim depan lebih fresh. Tidak sekadar dihuni pemain baru. Tapi, juga didominasi skuad muda. Rerata usia 21 tahun. Tidak ada pemain yang berusia di atas 30 tahun. Termasuk empat pemain asing yang direkrut.
Kondisi itu berbeda dengan musim lalu. Kala itu Persebaya miliki Samsul Arif (37 tahun) dan Rendi Irwan (36 tahun). Sekaligus pemain termuda, yakni Marselino Ferdinan (17 tahun).
Keberadaan skuad muda jelas menjadi keuntungan tersendiri untuk mengarungi kompetisi. Dalam sisi finansial, misalnya. Persebaya jelas tak perlu jor-joran untuk merekrut pemain dengan label bintang. Tentu hal itu bagus bagi upaya menjadi perusahaan yang sehat.
Di lapangan, skuad muda juga memiliki keunggulan dalam sisi stamina dan motivasi. Sebagian besar rekrutan anyar Persebaya datang dengan ambisi menyala.
Mereka pernah punya rkam jejak yang membanggakan. Misalnya, Salman yang pernah masuk skuad timnas U-16. Juga, Brylian Aldama yang pernah aboard ke Eropa. Sayang, karier mereka tak mulus. Dan, di Persebaya mereka berharap bisa reborn.
Mereka percaya kesempatan itu ada pada sosok Aji Santoso. Pelatih bertangan dingin itu terbukti telah banyak melahirkan pemain muda hebat. Juga, memoles pemain yang biasa saja menjadi luar biasa.
Aji Santoso mengakui daya tarik yang dimilikinya. Bahkan, sampai saat ini, banyak agen pemain yang masih menawarkan pemain muda kepadanya.
Para agen itu berharap agar pemainnya bisa dipoles Aji Santoso. Namun, Aji tak mau gegabah menerima. Ia tetap melakukan penilaian objektif dan terukur.
”Kalau memang layak, saya rekomendasikan ke manajemen. Bila tidak, saya tolak,” terangnya.
Ia juga mengakui akan sederet keuntungan dengan skuad muda yang dimiliki. Namun, di sana juga terselip tantangan yang cukup berat.
Ia kembali harus mempertaruhkan reputasinya. Bagaimana bisa mengoptimalkan semua keuntungan yang ada itu menjadi satu kesatuan tim yang dahsyat.
Pendeknya, sekarang ini ada ekspektasi berlebih ada pada diri Aji Santoso. Label sebagai Pelatih Terbaik Liga 1 musim lalu akan kembali diuji. Layak tidak ia menyandang status tersebut.
Ujian nanti tak sekadar pada reputasi. Tapi, juga akan langsung berkaitan dengan masa depannya di Persebaya. Bila proyek pemain muda itu gagal dan tim terseok, Aji Santoso bisa saja bakal kehilangan kursinya.