JAKARTA, HARIAN DISWAY - Nasib Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 masih terombang-ambing. Pembatalan drawing di Bali yang harusnya digelar hari ini, Rabu, 29 Maret 2023 itu berbuntut panjang. Presiden Joko Widodo pun ikut berkomentar.
"Jadi, jangan mencampuradukkan urusan olahraga dan urusan politik," kata Jokowi dalam keterangan pers, Selasa, 28 Maret 2023. Jokowi menyatakan sependapat dengan Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun. Bahwa FIFA punya aturan yang harus ditaati anggotanya. Keduanya bertemu di Istana Negara pada Jumat, 24 Maret 2023.
Jokowi pun menjamin konsistensi posisi politik luar negeri Indonesia terhadap Palestina. Keikutsertaan Israel di perhelatan akbar olahraga ini tak akan menggoyahkan prinsip itu. Bahwa Indonesia akan selalu mendukung kemerdekaan Palestina secara kokoh dan kuat.
Indonesia berpegang teguh pada prinsip penyelesaian two states solutions. Yakni Israel dan negara Palestina harus sama-sama merdeka. Sebagaimana diamanatkan konstitusi yang menolak penjajahan dalam bentuk apapun.
"Ini selalu disampaikan Indonesia dalam forum-forum bilateral forum multilateral maupun forum internasional lainnya," jelasnya. Jokowi membeberkan seluruh proses awal Indonesia bisa terpilih menjadi menjadi tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia U-20. Semuanya berkat kerja keras seluruh pihak.
Yalni melalui proses bidding dan seleksi yang panjang sejak 2019 silam. Bahkan bersaing dengan dua negara yaitu Brazil dan Peru. "Ini merupakan kehormatan bagi bangsa Indonesia karena kita mendapat kepercayaan menyelenggarakan Piala Dunia U-20, ajang olahraga yang paling banyak penggemarnya di seluruh dunia," tandas Jokowi.
Saat ditunjuk secara resmi, kata Jokowi, Indonesia belum mengetahui siapa saja yang akan menjadi tim peserta. Sebab saat itu masih dalam proses prakualifikasi. Kepastian Timnas Israel lolos seleksi pun baru diketahui pada Juli 2022.
Sejak itulah penolakan Timnas Israel mulai muncul ke permukaan. Mulai dari para aktivis hingga ormas Islam. Yang terakhir, membuat FIFA memberi sanksi berat hingga dibatalkannya drawing. Yakni karena adanya penolakan dari Gubernur Bali I Wayan Koster dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.
Oleh sebab itu, Jokowi menyebut pemerintah dan PSSI masih terus berusaha agar ada solusi terbaik. Agar FIFA tak sampai membatalkan status tuan rumah Indonesia. "Saya telah mengutus Ketua Umum PSSI bapak Erick Thohir untuk bertemu dengan tim FIFA untuk mencari penyelesaian yang terbaik, mencari solusi yang terbaik," kata Jokowi. (*)